Perlu berbagi kelihatannya tentang masalah ini. Efek rumah kaca atau sering disebut dengan greenhouse effect. Aku sebenarnya tidak menyangka bahwa banyak temanku ternyata belum paham tentang efek rumah kaca ini.
Hal ini terbukti ketika aku sedang ngobrol dengan teman-teman jamaah shalat di masjid. Waktu itu kami pulang dari masjid bareng sambil ngobrol tentang panasnya cuaca. "Panas sekali ya? ini mungkin karena banyaknya rumah-rumah yang terbuat dari kaca", ini adalah sepenggal kalimat yang dilontarkan oleh temanku itu. Wah, jadi tidak enak juga aku, tetapi terpaksa aku harus menjelaskan pemahaman yang tidak benar ini tentang efek rumah kaca.
Aku menjelaskan kepada temanku itu apa sebenarnya yang dikatakan efek rumah kaca itu. Untung juga dia anak kuliahan jadi mudah diberi pemahaman. Aku tidak membutuhkan banyak kata-kata untuk membuat dia paham karena memang orangnya lumayan cerdas. Mungkin soal efek rumah kaca cuma dia belum tahu saja.
Rumah Kaca (Greenhouse)
Sebelum bercerita tentang efek rumah kaca yang katanya sebagai biang keladi dari semakin panasnya suhu bumi, aku ingin membahas dulu apa itu rumah kaca. Rumah kaca itu adalah rumah yang terbuat dari kaca, Atap dan dindingnya semua dari kaca, sehingga sinar matahari bisa masuk dengan bebas menyinari ke dalam rumah. Rumah kaca ini dibuat untuk menjaga suhu tanaman di dalamnya agar tetap hangat.
(Rumah kaca/greenhouse menjebak panas matahari. sumber: climate.nasa.gov)
Tau ga teman-teman?. Ketika siang hari sinar matahari masuk ke dalam rumah kaca itu dengan membawa panas. Sinar matahari akan hilang dari dalam rumah kaca ketika matahari tenggelam di malam hari. Tetapi hal itu tidak terjadi pada panas yang dibawanya tadi. Panas akan terus terjebak di dalam rumah sehingga rumah kaca itu akan terus panas walaupun di malam hari.
Jadi kata kunci untuk rumah kaca ini adalah "panas terjebak di dalamnya". Ketika panas terjebak di dalam rumah ini maka tidak heran kalau suhu di dalam rumah ini akan terus meningkat. Peningkatan suhu ini dimanfaatkan untuk menjaga tanaman yang ada di dalamnya agar tetap hangat.
Sebenarnya secara tidak sengaja orang Aceh juga memanfaat efek rumah kaca ini untuk menjemur belimbing wuluh, dalam bahasa Aceh disebut dengan asam sunti. Asam sunti ini merupakan bumbu wajib dalam masakan khas Aceh.
Pada awal penjemuran dibutuhkan suhu yang tinggi untuk membuat belimbing wuluh menjadi lunak. Sehingga langkah yang dilakukan adalah dengan menutupi belimbing wuluh dengan plastik yang transparan. Panas matahari akan terjebak di bawah plastik sehingga suhunya akan terus meningkat. Hal ini mengakibatkan belimbing wuluh tadi melunak karena panas. selanjutnya pada proses pengeringan plastik ini tidak digunakan lagi.
(Menjebak panas untuk melunakkan belimbing wuluh. Sumber: Serambinews.com)
Itulah yang dikatakan dengan rumah kaca. Panas yang masuk ke dalamnya tidak bisa lepas lagi ke udara luar, Sehingga suhu di dalam rumah itu akan meningkat terus. Rumah kaca ini digunakan untuk kebutuhan pertanian, yaitu untuk menjaga tanaman agar tetap hangat. Hal ini mungkin kenapa di dunia Barat dinamakan dengan greenhouse (rumah hijau), karena memang pada umumnya di dalam rumah kaca ini adalah tanaman sayur-sayuran berwarna hijau.
Istilah Efek Rumah Kaca Pada Peningkatan Suhu Bumi
Proses pemanasan di bumi prinsipnya sama seperti rumah kaca tadi, yaitu ketika panas matahari masuk ke atmosfir bumi dia tidak bisa melepaskan diri lagi ke angkasa luar, sehingga suhu bumi akan terus meningkat.
Terus apakah bumi diselubungi oleh kaca dan plastik transparan, sehingga panas tidak bisa lepas ke angkasa luar?. Ya tentu tidak. Tetapi bumi kita banyak diselubungi oleh gas yang fungsinya sama seperti kaca dan plastik transparan tadi, yaitu gas CO2 dan gas lain yang berada di atmosfir bumi.
(CO2 sebagai gas pembentuk efek rumah kaca terhadap bumi. Sumber: www.ecy.wa.gov)
Gas CO2 yang kita lepaskan tiap hari melalui pembakaran akan menyelubungi bumi dan berfungsi sebagai penjebak panas matahari, sehingga panas matahari akan tertahan di atmosfir bumi. Inilah yang mengakibatkan suhu bumi naik.
Seharusnya panas matahari yang masuk ke atmosfir bumi akan dilepaskan lagi ke angkasa luar, sehingga suhu bumi akan tetap stabil. Tetapi dengan keberadaan gas CO2 maka panas ini akan terjebak di atmosfir bumi, sehingga suhu bumi akan terus meningkat.
Inilah yang disebut dengan efek rumah kaca (greenhouse effect). Bumi kita bak berada di dalam sebuah rumah kaca. Suhunya akan meningkat terus. Penyebabnya adalah gas CO2 yang berada di atmosfir bumi. Gas ini mengakibatkan panas matahari tidak bisa keluar lagi ke angkasa luar.
Jadi jelas sekarang ya?. Yang menyebabkan bumi panas bukan karena banyaknya bangunan yang terbuat dari kaca, tetapi adanya gas-gas di atmosfir bumi yang fungsinya sama seperti kaca, yaitu menjebak panas. Dalam hal ini, gas CO2 dianggap sebagai biang keladinya. Gas CO2 merupakan gas yang dikeluarkan oleh hasil pembakaran.
Jadi dalam kasus peningkatan suhu bumi, istilah efek rumah kaca (greenhouse effect) adalah istilah pinjaman. Hal ini dikarenakan prinsipnya sama seperti yang terjadi pada rumah kaca, yaitu menjebak panas.
SIpp..., Maturnuwun ilmune mas usman.., tambah lagi dong artikel tentang efek rumah kaca. boleh di copy ora mas artikele.. tak leboke ning blogku... he3x.. btw piye kabare?
ReplyDeleteyo monggo dikopi ae. kabarku baik. dan ini lagi tesis. bentar lagi selesai. insya Allah
ReplyDeletehehehe aku juga baru ngeh :) trmksih
ReplyDeletetrims penjelasannya ! sekarang saya mengerti
ReplyDeletesama-sama. semoga bermamfaat :-)
ReplyDeleteSama-sama Mbak Tria...
ReplyDeleteOrang yang benar-benar cerdas adalah orang yang bisa menjelaskan kepada orang lain dan bisa membuat yang lain ikut cerdas, Baru ini saya benar-benar ngerti konsepnya, maturnuwun yo Bapak Usman, salam dari Lepi dari IPB
ReplyDeleteTerimakasih juga Pak. Sudah berkunjung.
ReplyDeleteTerima kasih. Sangat membantu :)
ReplyDeleteglobal warming semakin parah
ReplyDeletePunya rumah di dekat bandara, akses cepat dan investasi meningkat? Bagaimana memiliki rumah idaman? klik www.citragardencity.com