Saya mendapat jatah berangkat dengan menggunakan maskapai penerbangan China Airline. Sebagaimana tulisan saya sebelumnya yang berjudul "Caraku Mengatasi Sakit Telinga Ketika Naik Pesawat Terbang", sekarang saya juga ingin berbagi kepada teman-teman semua tentang pengalaman saya menggunakan maskapai penerbangan China Airline. Khususnya tentang mengatasi sakit telinga ketika naik pesawat.
Sakit telinga ketika naik pesawat tidak terjadi pada semua orang, walaupun saya yakin yang mengalami masalah ini juga tidak sedikit. Hal ini terbukti karena tulisan saya sebelumnya tentang masalah ini selalu mendapat kunjungan yang lumayan banyak untuk setiap harinya. Oleh karena itu, Saya kali ini ingin menulis lagi pengalaman terbaru saya untuk mengatasi masalah ini.
Ini adalah pengalaman saya yang pertama naik pesawat yang agak sedikit besar daripada yang sering saya gunakan di Indonesia. Saya di Indonesia sering menggunakan maskapai Lion Air, kadang-kandang juga Garuda Indonesia jika pas ada yang bayarin. :-)
Ketika menggunakan Lion Air saya selalu meminta kapas kepada pramugari untuk menutup telinga. Saya selalu menutup telinga saya kira-kira setengah jam sebelum pesawat mendarat, dan itulah yang menolong saya dari siksaan sakit telinga ketika pesawat mau mendarat. Sepanjang pengalaman saya naik Lion Air, kapas selalu tersedia ketika saya minta, dan ini selalu saya lakukan setiap naik maskapai tersebut.
Hal sebaliknya terjadi ketika saya naik pesawat Garuda Indonesia, maskapai ini ternyata tidak menyediakan kapas. Ketika saya minta kapas ke pramugari, dia langsung menjawab: "Kami tidak menyediakan kapas Pak". Oleh karena itu, saya menggunakan tisu sebagai penggantinya.
Airplug Di Pesawat China Airline
Ketika naik pesawat China Airline, hal yang sama juga saya lakukan, yaitu meminta kapas kepada pramugari. Cuma bedanya saya menggunakan bahasa Inggris kali ini. :-D . Ya jelas harus bahasa Inggris, inikan pesawat luar negeri. :-)Langkah pertama yang saya lakukan adalah dengan memanggil pramugari dengan cara menekan tombol panggilan yang disediakan pada setiap sandaran tangan sebelah kanan pada setiap kursi penumpang. Bentuknya hampir menyerupai telephon genggam. Ambil dulu dengan cara menekan tombol pembuka dan tarik keluar, kemudian tekan tombol yang berlogo "gambar orang".
Tombol untuk memanggil pramugari/ra di pesawat China Airline. Sumber: Koleksi pribadi |
Tidak lama kemudian setelah tombol ditekan pramugari datang untuk menanyakan ada keperluan apa. Ketika pramugari datang terus saya minta kapasnya, kira-kira kalimat yang saya gunakan seperti ini: "Mis. I need cotton for closing my ear". Terus pramugari itu menunjukkan earphone kepada saya, mungkin dia bermaksud agar aku pakai saja earphone itu untuk menutup telinga saya. Terus saya bilang " not that, I only need cotton for closing my ear". Kemudian pramugari itu mengiyakan dan meninggalkan saya menuju kabin bagian tengah.
Tidak lama kemudian dia kembali dengan membawakan sesuatu, saya lihat ternyata bukan kapas yang dia bawakan, tetapi bungkusan kecil seperti bungkusan permen karet. Setelah saya terima dan saya baca ternyata itu namanya earplug (penutup telinga), Earplug itu berjumlah dua biji dalam satu bungkus. Saya tersenyum senang karena baru sekarang aku mendapatkan penutup telinga benaran, kemarin-kemarin pakai kapas atau malah pakai tisu. Kenapa yang berbau luar negeri pasti lebih baik ya? Bingung !
Earplug, penutup telinga yang diberikan dalam pesawat China Airline. Sumber: Koleksi pribadi |
Menurut ilustrasi pada bungkusannya, earplug itu digunakan dengan cara dimasukkan ke lubang telinga setelah terlebih dahulu diplintir sampai ukurannya mengecil. Tidak berapa lama kemudian bentuk dan ukurannya akan kembali seperti semula, sehingga lubang telinga benar-benar tertutup rapat.
Earplug diplintir dulu sebelum dimasukkan ke telinga. Sumber: Koleksi pribadi |
Ketika saya naik pesawat China Airline tersebut saya langsung menggunakan earplug ini segera setelah diberikan, karena telinga saya sudah mulai sakit. Padahal ketika naik pesawat di Indonesia biasanya telinga mulai sakit ketika pesawat mulai mau mendarat saja. Mungkin ini terjadi karena ketinggian jelajah pesawat ini lebih tinggi daripada pesawat yang pernah saya gunakan sebelumnya.
Pesawat China Airline menjelajah pada ketinggian 33 ribu kaki, sedang di Indonesia biasanya setinggi 25 ribu kaki. Mungkin itu yang mengakibatkan telinga saya kaget.
Dengan bantuan earplug saya nyaman menjelajah langit sampai akhirnya tiba di Hongkong untuk transit ke Kaohsiung Taiwan. Setelah empat jam di situ, kemudian kami berangkat ke Kaohsiung, tentu dengan tetap menggunakan earplug dan dengan maskapai yang sama.
Saya akan berada di Kaohsiung ini selama 3 bulan, sampai 17 Maret 2013. Setelah itu kembali lagi ke tanah air untuk melanjutkan rutinitas seperti biasa sebelum berangkat kuliah lagi.
gan,sy mau nanya klo china airlines transit di hongkong,klo mau lnjut ke kaoshiung di jalur berapa?,
ReplyDeleteLihat tiketnya pak. Nomor penerbangannya apa. terus lihat papan pengumuman untuk nomor penerbangan itu di gate berapa.. pengumuman baru muncul 2 jam sebelum penerbangan.
ReplyDeletenumpang tanya pak kalu earplug kalau di Indonesia bias dibeli dimana ya? apotik atau supermarket. tks
ReplyDeleteNah, itu yang saya tak tahu. Tapi kalau hanya masalah sakit telinga aku biasanya pakai kapas saja. pengalaman saya hanya China Airline yang menyediakan earplug. Pesawat lain hanya kapas.
ReplyDeleteBiasanya di apotik besar ada kok, saya pernah beli 3 tahun lalu, dan ternyata itu produk sudah lama beredar
ReplyDelete