Saya, walaupun jamaah lain tidak mau masuk ke dalam, tetap berusaha untuk masuk dan mencari di mana ada ruang kosong. Akhirnya saya berhasil masuk namun tetap tidak bisa melakukan shalat tahayatul masjid karena kondisi sangat sempit.
Inilah suasana Jumatan di Masjid Kaohsiung yang bertepatan dengan liburan Imlek. Hampir seluruh perusahaan tutup selama seminggu. Kesempatan besar bagi para pekerja Indonesia yang sebagian besar Islam untuk jumatan karena biasanya mereka tidak bisa keluar dari tempat mereka bekerja.
Dari pengamatan saya, sebagian besar jamaah adalah WNI dan banyak dari Jawa Timur. Pakaian khas NU sangat jelas terlihat dari sejumlah jamaah. Bersarung dan peci hitam. Saya sangat terhibur melihatnya. Pikiran saya seolah sedang melaksanakan shalat hari raya.
Seusai shalat pun para jamaah tidak langsung pulang melainkan ngobrol dan saling menyapa sesama WNI. Di lobi bawah juga terlihat beberapa remaja putri berwajah Taiwan menjajakan perhiasan berupa anting dan kalung kepada jamaah.
Di luar masjid, tapi masih dalam komplek masjid, warung Indonesia pun diserbu oleh para pembeli. Mbak Sari, Aling, Ahong terlihat sibuk melayani pesanan para jamaah. Tangannya tidak bisa berhenti dari sebelum sampai setelah shalat jumat.
Saya melihat semua suasana itu dengan penuh kegirangan. Sampai kepikiran, coba kalau istri dan anakku ada di sini, pasti saya akan ikut berbahagia. Namun sebelum terlarut dalam pikiran itu aku cepat-cepat merogoh saku celanaku dan mengambil kunci sepeda untuk pulang ke kampus lagi dan masuk lab (lagi).
Imam Sedang ceramah khutbah Jumat |
Jamaah di luar |
Jamaah turun setelah shalat jumat |
Masjid Kaohsiung (foto saya ambil setahun yang lalu) |
No comments:
Post a Comment