Saturday, September 26, 2015

Tidak Mau Dianggap Tua

Kemarin ketika naik bus dari kampus NKUAS ke Masjid Kaohsiung, ada kejadian menarik. Seorang ibu baru saja naik bus di perhentian yang tidak jauh dari NKUAS, beberapa penumpang yang merasa muda langsung bangun dari tempat duduknya dan mempersilahkan dia duduk.

Seraya tertawa ibu itu menolak, tidak mau duduk. Dari percakapannya yang dalam Bahasa Mandarin itu, saya bisa menebak kalau dia tidak mau diprioritaskan untuk memperoleh tempat duduk. Mungkin ibu ini masih merasa muda, atau tidak enak hati mengambil alih kursi yang lebih dulu ditempati orang. Atau mungkin saja dia tidak mau dianggap tua.

Memang dari raut wajah dan cara jalannya, kelihatannya ibu ini masih kuat untuk berdiri sambil menggenggam pegangan yang bergelantungan itu. Tapi di Taiwan sudah menjadi budaya untuk mempersilakan duduk kepada orang tua, atau minimal dianggap tua.

Melihatnya, saya juga berpindah tempat duduk ke deretan belakang dan mempersilakan dia duduk di deretan yang dekat, supaya dia tidak kewalahan untuk berjalan ke deretan belakang. Tapi lagi-lagi dia menolak. Dia langsung berjalan ke deretan bangku yang paling belakang yang biasanya dipenuhi oleh anak muda, yang hari itu kebetulan masih ada yang kosong.

Saya duduk di deretan kedua dari belakang dan dia duduk di bangku tepat di belakang saya. Walaupun tidak mau diprioritaskan, namun dia tidak juga marah. Malah beberapa kali dia mengucapkan terimakasihnya kepada saya.

Dia tidak tersinggung dianggap tua. Tapi ada juga yang tidak senang sama sekali ketika naik transportasi umum kemudian orang mempersilakannya duduk. Alasannya dia memang tidak suka dianggap tua, walaupun wajah dan perawakannya sudah terlihat uzur.

Dulu saya mendengar sendiri pengakuan seorang ibu yang begitu jengkel ketika dipersilakan duduk di MRT (kereta bawah tanah). Bagi dia ini adalah sebuah penghinaan. Masak, kata dia, aku dikira tua. "Aku masih kuat dan masih muda," kata dia lantang.

Setelah mendengar pengakuan ini, saya agak sedikit sungkan dan hati-hati ketika merpersilakan duduk seorang penumpang. Jangan-jangan nanti saya dikira menghina. Padahal maksud saya baik, tapi malah ditanggapi jelek.

Langkah amannya, ketika ada orang yang saya anggap layak untuk diprioritaskan, saya bangun saja dari tempat duduk dan berdiri tanpa mempersilakan seseorang untuk duduk. Saya kira ini langkah yang sangat aman. Kalau dia mau duduk ya silakan. Kalau tidak mau ya tidak apa-apa. Saya masih kuat untuk berdiri.

Untuk diketahui, memang di dalam bus atau MRT di Taiwan ada bangku prioritas atau sering disebut dengan priority seat. Priority seat ini biasannya terletak di dekat pintu kalau di MRT. Sedangkan dalam bus, seluruh bangku pada bagian tengah adalah priority seat. Namun kalau banyak sekali penumpang orang tua maka mereka juga akan diprioritaskan di semua tempat duduk. Tapi ini jarang terjadi. Biasanya orang tua yang naik bus dan MRT cuma dua atau tiga orang saja.

Kita bisa saja duduk di bangku priority seat asal saja tidak ada penumpang yang layak diprioritaskan. Misalnya, penumpang anak sekolah semua. Tapi begitu ada ortang tua, ibu hamil, atau ibu yang sedang menggendong anak, maka kita harus segera bangun. Kalau tidak, maka semua mata akan melihat ke arah kita.

No comments:

Post a Comment