Monday, September 28, 2015

Latihan Membaca di Bus

Jika Anda merasa pusing dan mabuk ketika membaca buku di dalam bus yang sedang berjalan, Anda tidak sendiri. Saya adalah salah satu orang yang tidak bisa membaca di dalam bus atau mobil yang sedang melaju. Jika saya paksakan, maka sepanjang jalan saya akan pusing atau malah bisa muntah.

Padahal sebagai perantau, tentunya saya sering sekali berada di dalam traportasi umum, seperti bus kota, MRT (kereta bawah tanah), kereta api, dan pesawat terbang. Jika saya berhenti membaca ketika bepergian, sudah pasti sangat banyak waktu saya yang terbuang percuma.

Tentunya yang saya maksud di sini bukan hanya membaca buku cetak, tapi juga buku digital yang dengan mudah bisa disimpan di hape pintar dan kita bisa baca di mana saja. Saya sering membaca suguhan tulisan yang ada di laman National Geographic Indonesia. Materi yang saya sukai adalah teknologi dan sejarah. Di samping itu saya juga sering membaca novel yang sudah diformat menjadi buku digital.

Semua bacaan itu, bagi saya, lebih nikmat saya baca ketika dalam perjalanan. Mengingat membaca di lab akan materi-materi yang tidak ada sangkut-pautnya dengan kuliah, walaupun kadang juga saya lakukan, memberi beban tersendiri. Karena di lab seharusnya saya membaca paper yang berhubungan dengan penelitian saya, bukan yang lain (apalagi novel). Maka ketika dalam perjalanan, saya bebas secara lahir batin untuk membaca apa saja.

Namun kendala yang saya hadapi ya itu tadi. Membaca di dalam bus yang sedang berjalan berarti saya harus siap mabuk dan, bisa jadi, muntah. Lebih-lebih bus di Aceh, dengan jalan yang sangat berliku, salah sedikit dalam mengontrol pandangan, langsung otak saya memberi sinyal pusing. Apa lagi membaca, tentu saja tidak bisa.

Menyiasati itu, mulai sekarang saya mencoba berlatih dengan cara memaksakan diri untuk membaca di dalam bus. Jika kira-kira pusing mau datang, saya berhenti membaca dan melihat keluar jendela bus. Ketika pusing hilang saya membaca lagi, dan begitu seterusnya.

Hasilnya, otak saya sekarang sudah agak sedikit terlatih untuk tidak mengeluarkan sinyal pusing ketika membaca di bus. Tetapi jika sopir agak ugal-agalan, mengerem sembarangan, dalam kondisi seperti ini saya masih belum sanggup. Masih perlu latihan ekstra untuk menghadapinya.

Tapi saya yakin, dengan latihan yang saya jalani sekarang, ke depan, jangankan membaca di dalam bus, di pesawat tempur pun saya kira bisa. Mengingat perubahan yang saya alami setelah beberapa hari latihan langsung terlihat perubahannya.

Bagi yang senasip dengan saya, silakan mencoba latihan ini. Jangan buang waktu di bus dengan tanpa membaca. Kasian nafasnya.

No comments:

Post a Comment