Sunday, January 12, 2014
Ajaran Sesat Dalam Pengucapan Bahasa Inggris
Beberapa hari yang lalu saya pergi ke warung Pak Zainal Abidin di Main Station. Saya selalu pergi ke warung itu jika kangen rasa masakan nusantara, di samping nikmat warung tersebut juga memiliki sertifikat halal.
Sesampainya di sana saya bergegas memesan nasi gado-gado plus telur dadar. Saya harus menunggu sekitar 10 menit untuk mereka menyiapkannya.
Sambil menunggu masakannya siap, saya asyik menonton TV yang terpasang di sudut atas ruangan warung. Siarannya tentu dengan bahasa Mandarin. Acaranya adalah film kartun karena yang memegang remote control adalah putra kecil Pak Zainal.
Tidak lama kemudian masakan pesananku pun siap. Saya menyantapnya dengan sesekali menoleh ke arah televisi. Tiba-tiba saluran televisinya diganti ke saluran pelajaran bahasa Inggris buat anak-anak.
Saya tertarik menontonnya, karena ingin tahu bagaimana proses pembelajaran bahasa Inggris buat anak-anak di Taiwan. Karena menurut pangamatan saya selama 4 bulan di Taiwan, sangat susah mendapatkan anak-anak usia SMA ke bawah yang bisa berbahasa Inggris. Kira-kira hampir sama dengan di negara kita, masih sulit mencari siswa yang mampu berbahasa Inggris.
Tentang Pelafalan (Pronunciation)
Materi yang disampaikan pada acara tersebut adalah tentang pelafalan (pronunciation). Saya sempat mengambil gambarnya dengan kamera telepon genggam yang baru saja saya beli 4 minggu yang lalu.
Dari gambar di atas memberi kesan bahwa dalam palafalan kata-kata dalam bahasa Inggris memiliki cara khusus sebagaimana yang dimiliki oleh bahasa-bahasa lain seperti: Jerman, Arab, Indonesia, dan banyak bahasa-bahasa lain lagi.
Bahasa Inggris sebenarnya tidak memiliki aturan khusus dalam pelafalannya. Oleh karena itu, ketika kita ingin mencari kosa kata baru di kamus bahasa Inggris ada 3 unsur yang harus kita ingat: pertama cara penulisannya, kedua cara pengucapannya, dan yang ketiga baru lihat artinya. Jadi tidak ada aturan seperti yang disajikan dalam gambar di atas.
Cara pada gambar di atas hanya akan merusak pola pikir anak-anak terhadap pelafalan bahasa Inggris. Mereka akan cenderung melafalkan kosa kata bahasa Inggris dengan mengikuti pola itu untuk semua kata-kata yang ditemuainya. Alhasil kesalahanpun akan terjadi.
Jadi teori jaman dulu ketika saya kecil di mana huruf "a" dalam bahasa Inggris dibaca "e", "u" dibaca "a", dan "oo" dibaca "u" ternyata itu adalah ajaran salah.
Soal dobel "o" dibaca "u" saya kira itu karena pengaruh pelafalan kata "book" yang dibaca dengan "buk". Sehingga banyak yang menyimpulkan dobel "o" menjadi "u". Padahal tidak selamanya dobel "o" dibaca "u", sebagai contoh pada kata "flood" dia tidak dibaca dengan "flud" melainkan "flad".
Tentu masih banyak lagi kata-kata yang salah pengucapannya karena menyimpulkan sediri pelafalannya tanpa membuka kamus, seperti kata "determine" sering dibaca "ditermain" padahal pelafalannya "dithermin", dan kata "upon" sering dibaca "yupen" padahal pelafalan yang benar adalah "ephon".
Dari cerita di atas dapat disimpulkan bahwa proses pelafalan bahasa Inggris tidak tergantung dengan tulisannya. Tulisannya lain pelafalannya lain. Mungkin inilah kesimpulan dari pepatah Aceh yang menyatakan: "Bahasa Inggreh, la'en tabaca laen tatuleh" (Bahasa Inggris, lain dibaca lain ditulis) yang maksudnya pelafalannya berbeda dengan penulisannya. Sehingga kamus bahasa Inggris wajib disertai dengan cara bacanya (pronunciation). Karena tidak ada aturan khusus untuk membacanya.
Mungkin kalau kita analogikan dengan bahasa Arab, pelafalan bahasa Inggris itu adalah "Sama'iyah" yang artinya kita harus mendengar sendiri bagaimana yang empunya bahasa mengucapkannya, bukan "Qiyasiyah" yang memiliki aturan khusus bagaimana cara melafalkannya sehingga kita bisa menyimpulkan sendiri caran mengucapkannya.
Karena pelafalan bahasa Inggris adalah sama'iyah, maka kita harus buka kamus untuk tahu bagaimana melafalkannya dengan benar, atau kalau punya teman bulek maka tanya saja sama dia cara mengucapkannya.
Tentang Pelafalan Kalimat
Saya kira ini adalah hal yang tidak kalah pentingnya saya utarakan di sini, karena banyak sekali yang tersesat ketika melafalkan kalimat. Kalimat tentu terdiri dari beberapa kata. Saya mangambil contoh kalimat "This machine is always out of order" untuk menjelaskan tentang ini.
Untuk membaca sebuah kalimat di atas pertama kita harus mengetahui bagaimana cara melafalkan setiap kata-kata dalam kalimat tersebut. Setelah itu baru kita kombinasikan.
Perlu diingat bahwa yang empunya bahasa Inggris tidak pernah membaca sebuah kalimat secara terputus-putus dalam praktiknya sehari-hari. Jadi kalimat "This machine is always out of order" tidak pernah dibaca "zis mechin iz olwes aot of o:de" melainkan "zismechinizolwesaotefo:de", disambung menjadi satu. Untuk mendengar pengucapan coba buka link google translate di sini dan klik tombol speaker untuk mendengarkannya.
(Letak tombol speaker pada Google Translate berada di pojok kanan bawah)
Maka inilah biangkeladinya kenapa kita yang sudah mahir percakapan bahasa Inggris masih saja tidak mengerti ketika orang bulek bicara. Sehingga untuk memperbaiki Listening maka usahakan untuk membaca kalimat dengan cara mengkombinasinya, jangan terputus-putus.
Untuk melihat bagaimana cara mengkombinasikan kata-kata dalam kalimat coba dengar lagu indah dari Celine Dion berikut ini. coba ikuti teks dan lihat dimana dia mengkombinasikan pelafalan kata. Selamat menikmati semoga bermamfaat
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Makasih atas Ilmunya,....
ReplyDeleteSama-sama. Terimakasih telah berkunjung
ReplyDeletemaaf, in my opinion acara di tv taiwan tersebut cukup bagus. yg saya lihat si penyaji memberikan sebuah huruf dan sebuah kata yg diawali dari huruf tersebut. lalu si penyaji menuliskan phonetic transcription nya untuk menjelasakan cara membaca kata tersebut dengan tepat.
ReplyDeletePhonetiknya benar. Yg sesat adalah seolah- olah simbol phonetik mewakili sesuatu huruf. Itu yg sesat.
ReplyDeleteBaru tau saya bro thanks berat yh.. ternyata begitu toh....
ReplyDelete