Sunday, April 20, 2014

Manusia Botol



Hari sudah beranjak siang, Jam waktu itu menunjukkan pukul 12 tengah hari. Pada sebuah kampus di tengah kota Kaohsiung mahasiswa lalu lalang menuju tempat kesibukannya masing-masing. Ada yang berjalan berkelompok sambil tertawa terdekah-dekah. Pada sangkaku, mereka baru saja meyelesaikan ujian dan bisa dijawabnya sekalian soalnya, Maka bersukaria lah mereka.




Dan ada pula yang berjalan seorang diri sambil menekur sebagai orang bersedih hati. Pada sangkaku, mahasiswa ini baru saja bertemu dengan pembimbingnya dan disalahkan sekalian hasil kerjanya yang telah diperbuatnya selama berhari-hari. Merengutlah wajahnya sampai datang padanya seorang yang sanggup melipur hatinya.




Walupun di tengah kota, kampus ini lumayanlah asri. Beberapa taman ikut menghiasi beberapa bagian lahan di dalamnya. Burung Balam dan Perkutut sering berlari-lari kecil di atas tanah ketika senyap dari sekalian manusia, namun ketika beberapa orang berjalan mendekatinya mereka terbang dan hinggap di atas dahan-dahan kayu kecil di taman itu. Di waktu pagi burung-burung berkicau sahut-sahutan sebagai sedang berbalas pantun.




"Terus terang, aku tidak pernah mendengar suara burung bebas seperti itu di desaku sekarang," Kataku dalam hati.




Di antara kicauan barung- burung itu, di selatan taman, terlihatlah seorang laki-laki sedang berjalan menuju ke arah utara melewati pinggir taman itu. Wajahnya tidak terlihat susah dan tidak pula sedang senang betul. Tetapi disudut matanya terlihat pendaman rindu kepada seseorang nun jauh di sana.




Dia mengenakan baju kaos berkerah dengan corak garis-garis horizontal dengan warna silih berganti; coklat, coklat muda, dan putih. Celananya adalah celana jin warna biru dongker dengan sedikit berkerut karena tidak diseterika. Dilehernya dikalungkannya seberkas kunci dengan sebuah gantungan kain warna merah jambu, serta dengan tangan kanannya dipegangnya sebuah botol kosong transparan dengan tutup berwarna merah jambu pula.




Sepertinya laki-laki itu adalah anak dagang di negeri ini. Matanya tidak sipit sebagai mahasiswa-mahasiswa yang sedang berlalu-lalang di dekatnya itu. Kulitnya tidak putih namun tidak juga hitam betul. Dia terlihat aneh sendiri karena dia sering membawa botol itu kalau dia pergi. Si laki-laki itu tak lain adalah aku sendiri, si Manusia Botol yang sedang melanjutkan studi doktaralnya di kampus tersebut. :-)










[caption id="attachment_1044" align="aligncenter" width="424"] Aku dan botol merah jambu[/caption]

Mungkin teman-teman berpikir botol itu adalah untuk mengisi air minum. Dan memang awalnya botol itu saya beli untuk mengisi air minum. Tapi seiring berjalannya waktu, warna botol itu sudah menjadi agak buram sehingga aku tidak begitu suka lagi meminum air dari botol tersebut. Lalu untuk Apa?, botol itu kupakai untuk mengisi air ketika aku mau ke toilet untuk buang air kecil.




Untuk buang air besar saya punya botol bekas akua yang lebih besar lagi karena botol kecil itu tentu tidak cukup isinya untuk bung air besar apalagi kalau sedang mencret. :-D . Cuma botol besar jarang kubutuhkan, paling sehari sekali. Tapi kalau buang air kecil bisa sering apalagi ketika sedang musim dingin (winter).




Mungkin teman-teman yang pernah keluar negeri yang minoritas muslim juga merasakan hal yang sama; yaitu tidak ada fasilitas untuk bersuci setelah buang air kecil atau air besar. Hanya disediakan tisu untuk membersihkan setelah buang hajat, itupun kalau ada. Dan sebagian besar toilet di Taiwan malah tidak menyediakan apapun. Sehingga bagi orang Taiwan biasanya mereka menyediakan persediaan tisu sendiri.




Sepengetahuan saya di toilet laki-laki, tisu hanya digunakan ketika buang air besar sahaja. Untuk buang air kecil mereka saya lihat tidak pernah mengelabnya. Setelah selesai buang air kecil digoncangkan "burungnya" sedikit agar sisa-sisa urin terjatuh dan dimasukkannya burungnya itu lagi ke tempatnya semula, selesai. :-D




Sebagai muslim tentu ini menjadi masalah. Sudah pasti celana yang kita pakai itu tidak bisa digunakan lagi untuk shalat karena sudah terkena najis. Oleh karena itu, kalau keluar negeri memang harus siap-siap membawa botol air kalau mau ke toilet. Maka aku selalu bawa botol itu kalau mau pergi keluar kampus. apalagi kalau perginya sampai seharian. Ini untuk irit biaya juga agar tidak harus beli air mineral terus kalau mau ke toilet dan tidak harus kesusahan karena harus gonti-ganti celana kalau mau shalat.




Oke lah temanku, Aku sekarang aku mau pipis dulu ke toilet, botolku mana ya..? :-D




Selamat Akhir pekan.... :-)

No comments:

Post a Comment