Thursday, January 8, 2015

Mulailah Menulis, Bahasa Inggris Kamu Lebih Bagus Usman

"Mulailah menulis. Untuk tahap awal kamu harus mulai menulis paper untuk konferensi saja dulu," kata profesorku dengan bahasa Inggris yang cepat dan dialek Mandarin yang kental. Saya hanya mengangguk sembari tersenyum berat.

"Bahasa Inggris kamu itu lebih bagus dari teman-teman kamu. Seharusnya kamu tidak mempunyai masalah dalam hal ini. Mengerti ya ?." Saya mengangguk lagi dan dengan suara agak tertahan saya menyela penjelasannya, "Memulai itu ternyata berat profesor. Saya tidak tahu apa yang harus saya tulis. Penelitian saya juga belum jelas hasilnya."

"Ok. Sekarang kamu akan saya berikan deadline," lanjutnya lagi sambil membuka buku agenda barunya, tahun 2015.

"Kapan kamu pulang liburan musim dingin ?"

"Tanggal 14 Januari Prof"

"Balik ke Taiwan lagi ?"

"Tanggal 12 Pebruari Prof"

Dia membuka buku agenda itu ke tanggal 14 Januari serta menulis "Usman tanda panah Indonesia". Kemudian ke tanggal 12 Pebruari dia menulis "Usman tanda panah Taiwan."

Kemudian dia membuka ke tanggal 1 Maret dan melihat ke arah saya sembari berkata,"Tanggal 1 Maret ini minimal kamu harus menyelesaikan satu paper. Mengerti ya ?"

"Mengerti prof," jawab saya sambil mengangguk.

"Saya berharap kamu bisa selesai dalam 3 tahun. Kamu tahu sekarang jurusan menginginkan setiap mahasiswa Ph.D diwajibkan minimal 1 jurnal SCI dan 1 jurnal EI untuk kelulusan ?."

Mendengar itu saya kaget. Mata saya bergeser bak kilatan petir  awan kumulonimbus berserobok dengan matanya. "Persayaratannya sudah berubah ya Prof ?," tanya saya sambil agak membungkuk ke arahnya.

"Iya. Saya kira selama ini profesor lain juga sudah mensyaratkan demikian untuk mahasiswanya," jawabnya.

Lengang, saya tidak berujar apa-apa. Saya tetap mempertahankan senyuman berat ke arahnya. Saya manarik nafas panjang sambil menunggu penjelasan selanjutnya.

"Ok. Sekarang mulailah menulis. Minimal 4 lembar saja dulu. Dari itu kamu nanti akan bisa mengembangkan lagi menjadi beberapa buah paper. Ok, terimakasih " Jelasnya serta memungkasi pembicaraan kami.

"Terimaskih Prof," Saya berdiri dan keluar dari ruangan itu.

Sampai tulisan ini saya tulis saya masih berstatus galau.

No comments:

Post a Comment