Kali ini saya cuma ingin berbagi pengalaman makan mi berbumbu kacang dan minyak wijen yang saya beli di FamilyMart dekat kampus NKUAS malam ini.
Seperti biasa, ketika membeli makanan pasti saya bertanya kepada pelayan apakah ada kandungan babi atau tidak. Namun belum saja sempat bertanya, pelayan langsung bilang bahwa mi itu tidak mengandung daging.
"Itu mi vegetarian, tidak mengadung daging," kata pelayan itu dengan bahasa Mandarin. Ternyata ia sudah hafal wajahku yang selalu mempermasalahkan kadungan daging babi dalam makanan yang saya beli.
Tertulis di wadah mi itu sesame cold noodles, kira-kira artinya "mi dingin wijen". Ketika wadah mi saya buka isi bumbunya ada dua: bumbu kacang dan minyak hitam seperti kopi yang saya duga adalah minyak wijen.
Rasanya enak dengan campuran rasa wijen dan bumbu kacang. Rasa itu tidak begitu asing di lidah saya. Di Aceh pun sangat mudah mendapatkan mi dengan rasa seperti itu. Jadi, saya bisa menyantapnya tanpa harus merasakan keanehan.
Awalnya, sebenarnya saya tidak bermaksud untuk membeli mi ini. Pergi keluar lab hanya untuk membeli buah-buahan. Di tengah jalan bertemu dengan Ayub, mahasiswa master asal Banjar yang juga sedang kuliah di NKUAS. Kami pun mengobrol singkat.
"Yub, perut masih kenyang, namun masih pingin makan sesuatu, tapi bukan nasi," curhatku kepada dia.
"Wah, itu kalau di Indonesia gorengan, Mas. Tahu isi," usul Ayub sambil tergelak. Tentu mana ada gorengan tahu isi di Taiwan.
Setelah ngobrol beberapa saat, akhirnya pilihan jatuh kepada mi wijen dingin itu. Ini mi usulan dia setelah bergurau dengan gorengan tahu isi. Kata Ayub, memang mi itu untuk dimakan di musim panas. Makanya dia dinikmati dalam keadaan dingin, tidak usah dipanaskan.
Mi masih dalam kemasan |
Mi setelah membuka kemasan |
Mi setelah diaduk |
No comments:
Post a Comment