Tuesday, May 17, 2016

di Jawa Ada Nyadran, di Aceh Ada Khanduri Jrat

Dulu sewaktu masih mengadu nasib di Jogjakarta, aku pernah diajak teman nyadran ke makam keluarganya di Prambanan, sebuah desa di dekat Candi Prambadan. Nyadran itu adalah prosesi pembersihan makam saat mendekati bulan puasa. Sekaligus mendoakan mereka yang telah meninggal, dan dilanjutkan dengan kenduri. Makan bersama. Saya sebagai anak indekos, kenduri itulah yang menjadi daya tarik utamanya.

Orang Jogjakarta tak menyangka ternyata di Aceh juga memiliki budaya yang serupa dalam hal pembersihan makam yang berlangsung setahun sekali itu. "Ada, Pak. Di Aceh kenduri kuburan namanya. Kami menyebutnya khanduri jrat," aku menjawab pertanyaan orang tua dari teman yang mengajakku ke situ.

"Bawa makanan seperti ini juga?" tanyanya lagi.

"Iya, Pak. Persis," jawabku yakin.

Tapi aku tidak bilang ke dia, bahwa makanannya lebih lengkap di Prambanan ini daripada di tempatku di Aceh. Kue segala macam rupa menghiasi seluruh sudut mataku, dari yang licin transparan warna-warni sampai yang cokelat gelap. Dari yang basah lengket sampai dengan yang kering ringkai. Ingin rasanya kusantap semuanya. Tapi, aku lebih mengalokasikan rongga perutku untuk nasi. Hanya sedikit kue itu yang aku makan. Giliran nasi, gas kutekan sampai kandas. Kapan lagi!

Di Aceh, tepatnya di tempat saya, Blangjruen, nasilah yang menjadi menu utama. Sementara kue-kue dan makanan ringan hanya untuk memperindah suasana saja, yang biasanya hanya disuguhkan untuk tamu undangan istimewa, yaitu kiai-kiai. Yang salah satu di antara mereka nantinya akan memimpin doa, dan diamini oleh kami semua.

Soal tata tertibnya, tak ada beda antara nyadran di Prambanan dan khanduri jrat di Aceh. Selain membersihkan makam, pihak keluarga yang memiliki sanak saudara yang terbaring di makam itu, membawa makanan dan sumbangan. Tokoh masyarakat mendoakannya, kemudian diakhiri dengan makan bersama atau kenduri.

Sebagai orang Aceh, bagi saya khanduri jrat adalah salah satu momen yang seharusnya tidak kulewati. Di Aceh tentu bukan kendurinya yang aku kejar, tapi aku suka reuninya. Karena saudara-saudara dekat kemungkinan besar akan berkumpul pada hari itu dalam satu tujuan yang sama, membersihkan kuburan dan mendoakan keluarga yang sudah meninggal. Sekaligus mengobrol singkat sembari makan siang bersama di pekarangan kuburan.

Hari Minggu lalu adalah hari dimana khanduri jrat diselenggarakan di makam ayahku. Dan saya sedang di Taiwan. Tak bisa hadir.
Keluargaku sedang makan khanduri jrat di makam

No comments:

Post a Comment