Karena itu jangan heran jika sedang jalan-jalan tiba-tiba dicegat oleh para pendakwah-pendakwah dari segala agama.
Di kampusku, aku sering dicegat oleh pendakwah Kristen. Biasanya mereka menunggu di depan pintu asrama. Mencegat siapa saja yang keluar asrama, sembari memperkenalkan Alkitab (Bible).
Suatu waktu saya sangat buru-buru dan tak sempat melayani dialog dengan mereka. Sebagai gantinya saya diberi brosur yang berisi informasi-informasi penting tentang Alkitab.
Brosur bukan hanya berbahasa Mandarin, tapi bahasa Vietnam, Inggris, dan Indonesia juga ada. Saya diberi brosur yang berbahasa Indonesia. Saya mengambilnya dengan takzim dan pergi.
Di stasiun Kaohsiung juga ada beberapa kali aku dicegat dan sempat melakukan dialog singkat, karena waktu itu memang saya sedang menunggu bus. Kebetulan kami sama-sama menunggu bus di tempat yang sama.
Nomor hape dan alamat surel pun diberikan kepada saya. Siapa tahu saya tertarik untuk berbincang lebih lanjut tentang Alkitab, kata mereka.
Jangan salah, bukan hanya Kristen, Islam juga bebas disebarkan di Taiwan ini. Menyebarkan brosur-brosur tentang Islam di perempatan-perempatan jalan lumrah sekali dilakukan. Dan pengguna jalan pun tanpa segan mengambil dan membacanya selewat sembari menunggu lampu hijau menyala.
Barusan, saat saya keluar dari minimarket depan kampus untuk membeli camilan, tiba-tiba di belakangku ada berapa ibu-ibu berseru-seru dalam bahasa Mandarin. Saya berhenti dan menoleh ke arah suara. Kudapati dua orang ibu tersenyum-senyum di bekakangku.
Di tangannya ada segepok brosur yang tertulis dalam karakter Mandarin. Hanya satu kata latin yang tertangkap oleh mataku. Buddhist. Tak sepenuhnya kuketahui ini pendakwah Buddha atau bukan. Atau hanya sedang mempromosikan sesuatu yang terkait dengan Buddha. Karena ibu-ibu ini sama sekali tak bisa berbahasa Inggris.
Hanya satu pertanyaannya yang kuketahui, “Umur kamu berapa?” Saya menjawab selewat sembari mengucapkan terimakasih, “37.” Aku pun pergi meninggalkannya. Aku melihatnya melambaikan tangan. Seandainya dia bisa berbahasa Inggris sebagaimana pendakwah-pendakwah Alkitab, mungkin aku akan melayaninya.
Nuruddin dengan papan dakwahnya. Sumber: Zainal Abidin |
Seorang ibu sedang membaca brosur yang dibagikan. Sumber: Zainal Abidin |
Seorang anak ikut membantu membagikan brosur. Sumber: Zainal Abidin |
No comments:
Post a Comment