Membeli buku teknik terkenal yang berbahasa Inggris tentu bukan perkara sepele dan murah. Buku pelajaran (textbook) harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Suatu jumlah yang menakutkan untuk harga sebuah buku, karena dulu seringnya memakai buku hasil kopian atau pinjam di perpustakaan. Sehingga begitu termanjakan dengan itu. Tapi sekarang, kebiasaan di Indonesia dulu yang suka mengopi buku dengan penuh kesadaran sudah mulai aku tinggalkan.
Aku sekarang memilih membeli buku asli dan tak berniat lagi melirik mesin fotokopi dengan membawa sebuah buku sebagai mangsanya. Di samping tak baik, kasihan juga pengarangnya yang telah bekerja keras untuk menulis, tapi aku tak menghargainya sedikit pun.
Tapi, lagi-lagi masalahnya adalah uang. Membeli buku asli yang berstandar internasional berarti harus berani menggelontorkan uang yang jumlahnya, kalau di Indonesia cukup untuk pesta minum cendol orang se-kecamatan. Maksud saya, begitu mahalnya harga buku itu.
Untungnya, di Kaohsiung, tempat aku belajar sekarang, ada banyak toko buku bekas baik dalam jaringan (daring) maupun luar jaring (luring). Harga buku sesuai dengan kualitasnya, tapi biasanya buku itu masih bagus-bagus dan layak baca. Hal yang membuat harga sebuah bekas buku menurun adalah tingkat banyaknya coretan di dalamnya. Makin banyak coretan, maka makin jauh harga buku itu melingsir jatuh.
Kemarin aku diajak teman ke sebuah toko buku bekas di depan Perpustakan Utama Kaohsioung, tak jauh dari stasiun MRT Sunduo. Moeli Used Book nama toko itu. Kata teman saya di lab, ini adalah toko buku bekas yang paling terkenal di Kaohsiung. Banyak sekali buku-buku bekas yang masih bagus di sini, tapi dijual dengan harga yang sangat murah.
Di toko tersebut kita bukan hanya bisa membeli, tapi juga bisa menjual buku bekas. Hal pertama yang akan diperiksa ketika kita menjual buku di sini adalah keaslian buku. Jadi, jangan coba-coba menjual buku bajakan, pasti akan ditolak. Kemudian setelah itu baru dicek kualitasnya untuk menaksirkan harga.
Aku, kalau masuk ke toko buku mesti gatal tangan ingin segera membelinya. Dalam kunjungan singkat itu aku menemukan dua buah buku teks mekanika teknik, yaitu statika dan dinamika hasil goresan tangan Om Hibbeler. Pasti yang pernah kuliah teknik mesin tak asing lagi dengan nama orang ini.
Sontak aku menarik dua buku tersebut ke tas belanjaanku. Statika berharga 84 NTD (34 ribu rupiah) dan dinamika dengan harga 198 NTD (sekitar 80 ribu rupiah). Ini Murah sekali karena bukunya masih lumayan bagus. Hanya saja buku dinamika agak sedikit berisi coretan catatan peninggalan mantan majikannya dulu, tapi itu semua sungguh tak menggangguku sebagai majikan barunya.
Aku berniat akan berkunjung ke toko ini minimal sebulan sekali untuk melihat adanya buku-buku baru yang masuk. Aku sedang mengincar buku-buku lain juga seumpama Matematika Teknik dan Metode Elemen Hingga, yang pada saat kunjungan kemarin buku-buku yang kuincar itu belum ada di rak selain dua buku yang telah kubeli.
Tentu masih banyak lagi buku-buku menarik yang akan aku beli, yang baru aku tahu pentingnya ketika sudah melihatnya nanti, maka penting jadinya sering-sering aku meronda ke toko buku.
Untuk buku-buku yang kurasa penting betul bagiku yang seandainya tak kudapati yang bekas, maka aku akan membeli yang baru sekalipun mahal. Dan di sini aku harus sedikit berkorban uang.
Dua buku mekanika teknik yang saya beli kemarin |
Iya di indonesia masih sering mengandalkan fotocopy drpada beli asli... dulu waktu kuliah jg gitu.. bs dibilang semua bahan belajar dari potokopian... :sad:
ReplyDelete