Malam pun tiba, teman lab yang asli Taiwan pulang lebih cepat, sehingga perangkap di daerah tempat duduk mereka dipasang lebih dulu. Untuk umpannya, aku merelakan beberapa bulir kacangku untuk ditaruh di tengah nampan maut itu. Di masing-masing nampan kami berikan tiga butir kacang gurih, untuk memperkuat daya tarik perangkap, sekalipun bau lem itu sebenarnya sudah sangat menggoda, bukan hanya tikus, aku saja langsung lapar ketika mencium aromanya yang gurih itu.
Aku baru pulang dari lab sekitar pukul sebelas malam. Perangkap jatahku kupasang pas aku mau beranjak pulang saja. Tidak sekarang. Waktu pun tiba, pukul sebelas malam kurang sedikit. Aku membuka kotak perangkap yang bau lemnya aduhai itu. Aku meletakkan perangkap di lantai. Kemudian kuambilkan kacang yang menjadi makanan ringan kesukaanku di Taiwan ini. Tapi, belum saja aku sempat mengeluarkan kacang itu dari plastiknya, pikiranku melesat cepat terbang ke Blang Bidok, desa di mana istriku berada sekarang. Istriku sedang hamil...!
Aku tidak berani melakukannya. Bukankah dalam budaya orang kampungku jika istri sedang hamil kita tidak dibolehkan membunuh apapun? Bahkan menyembelih ayam untuk dimakan saja tak dibenarkan? Iya, seperti itulah yang berlaku di sana. Tetapi tentu tak semuanya, nyamuk yang suka mengganggu, ya, tetap saja dihajar. Plakkk! Mati. Berdarah.
Aku sebenarnya tak begitu percaya pelarangan itu. Tapi aku juga tak berani menentangnya. Akhirnya, perangkap yang sudah telentang pasrah di lantai, kumasukkan lagi ke kotaknya dan kukembalikan ke meja temanku yang membelinya kemarin sore. Kacang jatah umpan tikus, kumakan sendiri.
Aku pulang ke asrama, lampu kamar kumatikan. Gelap. Aku naik ke dipanku yang tinggi menggapai loteng itu. Lampu baca bertenaga baterai yang kuletakkan di dekat kepalaku, kuhidupkan. Tak lebih satu jam aku membaca buku ringan di bawah sorotan lampu mini itu, kemudian aku tertidur. Pulas. Membawaku ke alam mimpi.
Aku bermimpi tentang perangkap tikus yang ditaruh oleh teman Taiwan-ku tadi. Dalam mimpi itu, terlihat olehku daerah dimana perangkap itu diletakkan, penuh kotoran tikus. Besar dan kecil. Nampan perangkap lem tidak lagi berada di tempatnya. Hilang entah kemana. Setelah cari sana-sini, kami mendapati perangkap itu dibawa kabur ke kolong meja oleh tikus yang ekornya terjerat lem maut itu. Aku terbangun, dan sekelebat kemudian aku tertidur lagi.
Paginya, aku masuk lab seperti biasa. Temanku yang asli Taiwan sudah duluan berada di lab. Sebelum aku melepaskan daun pintu saat masuk, aku langsung menghujani mereka dengan pertanyaan tentang tikus dan perangkap itu. "Bagaimana, ada yang kena tidak tikusnya?" tanyaku dengan mata menghablur cerah.
"Tidak terjadi apa-apa," jawabnya dengan wajah penuh kesal.
Aku melihat perangkap yang diletakkan di dekat tong sampah lab semalam. Masih seperti sedia kala. Kacang yang aku taruh masih utuh tak tersentuh. Jangankan tikus, seekor nyamuk pun tak ada yang lengket di sana. Menyedihkan! Gagal total!
"Malah tingkah tikus itu lebih parah lagi tadi malam," lanjutnya.
Mataku berpindah cepat mengarah ke wajahnya, "Hah! Apa yang telah terjadi?" kejarku penasaran.
"Corong dengar (1) teman kita ini putus digigit tikus semalam," jawabnya sambil menunjuk ke arah teman yang corong dengarnya bernasib sial jadi bulan-bulanan tikus.
Tanpa kata, temanku yang sial itu menunjuk ke arah tong sampah di belakang meja belajarnya. Ada corong dengar di sana yang telah putus terpenggal-penggal. Duh, tambah parah saja tingkah tikus itu, aku membatin.
Aku menatap ke arah teman yang satunya, berujar, "Maaf, semalam aku tak jadi memasang perangkap di dekat mejaku, istriku sedang hamil. Dalam budaya orang kampungku, tidak boleh membunuh di saat istri sedang mengandung."
"Tak apa-apa, aku yang akan membunuhnya!" jawab temanku itu menggelegar.
Duh, padahal kemarin ia begitu kecut mendengar kata bunuh-membunuh. Tapi hari ini dengan keberangannya atas perilaku tikus semalam, panji perang telah diangkatnya tinggi-tinggi menghadapi tikus-tikus durhaka itu.
Aku tak ikut-ikutan...!
__________
Notabene:
1. Corong dengar adalah alat untuk mendengar yang dimasukkan ke lubang telinga. Kita sering menyebutnya hetset (headset).
Perangkap tikus besar dan kecil |
Wujud perangkap tikus berupa nampan berlem. |
No comments:
Post a Comment