Friday, February 20, 2015

Undangan Imlek Dari Peifen Laoshi

Namanya Peifen Li. Kami memanggilnya Peifen Laoshi yang artinya Guru Peifen. Dia memang seorang guru, guru bahasa Inggris di kampus kami. Loh, bukan dosen ? iya , dia dosen. Namun di Taiwan untuk seorang dosen lebih cenderung dipanggil guru ketimbang dosen. Jadi kalau ketemu dosen selalu menyapa dengan kata "Laoshi hao" yang artinya 'Halo guru". Dulu Dia pernah mengajar kelas Listening Skill ketika saya masih mengikuti  Bridging Course tahun 2012.

Hubungan kami ternyata ditakdirkan tidak terputus walaupun kami tidak mengambil kelas bahasa Inggris lagi. Dia ditugaskan di International Office kampus kami, NKUAS. Sudah pasti hampir setiap hari kami akan bertemu dengan wanita paruh baya ini. Karena segala urusan kami sebagai mahasiswa internasional akan melalui dia. Atau paling tidak diketahui oleh dia.

Malam ini kami diundang ke apartemennya. Dalam rangka hari raya Imlek. Apartemennya tidak begitu jauh dari kampus kami, sekitar 30 menit dengan dua moda transportasi, bus serta MRT. Yang diundang hanyalah kami mahasiswa Indonesia dan satu mahasiswa India.

Sesampai di sana kami melihat apartemennya terbilang mewah. Untuk standar dosen di Indonesia itu sudah mewah. Tapi bagi mereka itu ya biasa saja. Mengingat gajinya sekitar 40 juta rupiah per bulan. Kalau aku berapa ya ? 2,7 juta. Alhamdulillah.

Ruangan dia berada di lantai empat. Tapi acara pesta tidak di situ, melainkan di lantai paling atas. Lantai itu sengaja di-setting sebagai tempat santai. Selain bangku dan meja yang terbuat dari batu, tapi maaf bukan batu giok, terlihat juga beberapa peralatan olahraga ikut disediakan. Jadi kalau perut sudah penuh ke situ dulu kemudian makan lagi.

Kami makan dan bercengkrama dengan santai sambil ngobrol dan kadang diikuti dengan gelak tawa. Makanan khas Taiwan bebas babi disediakan buat kami. Mulai dari sup dan banyak makanan lain yang tidak aku ketahui namanya. Saya mencoba semuanya satu persatu. Ada beberapa yang tidak sesuai di lidah maka tidak saya lanjutkan memakannya. Namun kebanyakan dari makanan Taiwan hampir cocok dengan lidah saya.

Selepas matahari terbenam, suasana menjadi gelap karena hanya lampu temaram yang disediakan di lantai itu. Setelah itu kami diajak turun ke apartemennya di lantai empat. Ngobrol dilanjutkan sambil menonton tv, walaupun tidak mengerti bahasa Cina ditonton saja.

Kami juga sempat dihibur oleh Peifen Laoshi dengan memainkan piano. Dua buah lagu dimainkannya untuk kami. Ternyata dia bisa main piano, walaupun tidak begitu mahir namun lumayan menghibur.

30 menit kemudian kami pamit pulang. Ngantuk sangat terasa setelah kenyang makan tadi. Dan saya menulis ini juga dalam keadaan sangat mengantuk, Tapi tetap menulis. Hehehehehe. OK. sekian cerita hari ini. Gong Xi Fa Cai......!
Bus menuju MRT

Menunggu MRT

Di depan apartemen Peifen Laoshi

Nampang dulu sebelum makan, saya yang pegang kamera

Waduh apa ini. Ayam utuh kok direbus.

No comments:

Post a Comment