Monday, February 23, 2015

Aku dan Liburan Imlek di Taiwan

Warung vegetarian yang menjadi alternatif masakan halal di Taiwan semuanya tutup. Itulah kondisi liburan Imlek di Taiwan. Liburan Imlek kali ini jatuh pada tanggal 18 sampai 24 Pebruari 2015. Dalam rentang waktu ini saya mengalami kesulitan makan.

Tinggal di asrama mahasiswa otomatis saya tidak bisa masak di dalamnya. Salah satu cara adalah curi-curi masak di lab dengan rice cooker mini yang saya punyai. Yang penting ada nasinya dulu. Soal lauk dipikir belakangan.

Memang sih, warung Indonesia semua buka pada liburan Imlek. Bahkan dengan menu yang lengkap karena banyak sekali pelanggan dari kalangan WNI pekerja yang sedang berlibur. Hal ini karena seluruh perusahaan ditutup pada liburan Imlek. Sehingga rekan pekerja menghabiskan liburannya dengan bercengkrama di warung Indonesia.

Namun sayang, lokasi warung Indonesia ini dengan kampus saya lumayan jauh. Tiga puluh menit dengan buss umum, itu belum termasuk jam tunggunya, karena bus dilepas dengan rentang waktu 20 menit sekali. Jadi untung-untungan, kalau pas saya datang kebetulan bus baru lewat maka harus menunggu 20 menit kedepan. Sehingga tidak mungkin ke warung Indonesia tiap hari kecuali tujuan ke Taiwan hanya untuk makan saja.

Ini kondisi saya. Tapi bagi teman-teman yang biasanya masak sendiri karena tinggal di aparteman atau rumah sewa di luar kampus, maka hal ini tidak akan terjadi. Tidak begitu berpengaruh dengan liburan Imlek ini bagi mereka.

Hari ini saya masak nasi sendiri juga karena tidak tahu sebelumnya jika sudah ada warung vegetarian yang buka walaupun belum lengkap menunya. Kebetulan pas lewat eh warungnya sudah buka. Saya hanya beli sayurnya saja sebesar 40 NT dan bisa saya makan untuk dua kali, siang dan malam.

Selepas itu saya beli ayam goreng di Napoli yang kalau dipikir ya tidak halal juga. Taulah ya, kita punya aturan bagaimana dan siapa yang bisa menyembeli ayam untuk kita makan.

Tadi kebetulan saya harus ke warung Indonesia untuk mengirim uang buat istri. Saya tidak makan di sana, kasian nasi di lab tertinggal. Maka saya hanya membeli dua tempe mendoan dengan harga 20 NT.

Dan inilah kondisiku di liburan Imlek ini. Tenang saja, saya sangat menikmatinya. Hidup saya memang belum berakhir sebagai anak kos. Semoga status sebagai anak kos ini akan berakhir pada tahun 2016 besok. Artinya aku diwisuda sebagai Doktor Teknik Mesin di National Kaohsiung University of Applied Sciences. Amin..
Rice cooker mini kesayanganku. Lampu kuning menyala berarti sedang beraksi
Manu makan malam hari ini

2 comments: