Wednesday, October 14, 2015

Pengalaman Membeli Kacamata Di Taiwan

Sekitar kampus kami, NKUAS, yang terletak di pusat kota Kaohsiung, banyak sekali optik yang menjual berbagai macam merek kacamata.

Minggu lalu ketika mata saya sakit, saya berencana membeli kacamata untuk sedikit melindungi mata saya dari radiasi sinar monitor komputer. Mengingat saya setiap hari bekerja di depan komputer dalam waktu yang lama.

Saya menuju ke sebuah optik yang bernama Formosa Optical dengan maksud untuk melihat-lihatnya dulu, sekaligus untuk mengecek harganya. Optik ini terletak di sekitar depan kampus kami, NKUAS.

Optik ini termasuk toko kacamata terbesar di Taiwan, lebih dari 100 cabangnya tersebar di seluruh Taiwan. Motonya, saya ketahui setelah membuka laman resminya, adalah membongkar mitos yang menyatakan kalau kacamata itu mahal.

Setelah saya sampai di dalam optik, pandangan pertama saya jatuh pada etalase kacamata yang lumayan mahal, sekitar 3 ribuan NTD. Tentu saya tidak mau membelinya dengan harga setinggi itu. Itu sangat mahal bagi saya.

Saya bilang ke penjaga toko yang kebetulan bisa berbahasa Inggris, saya mau yang murah saja. Saya ingin membeli kacamata untuk pelindung radiasi saja, bukan untuk rabun jauh atau dekat. Mata saya masih bagus.

Dia menawarkan yang harganya sebesar 1.600-an NTD. Saya mengiyakan saja, walaupun sebenarnya itu juga masih mahal. Kacamata yang ditawarkan itu, kata dia, bisa melindungi mata dari radiasi sinar komputer maupun smart phone.

Setelah melihat kacamata yang ditawarkan itu, sebenarnya saya sudah mantap hati untuk membelinya dengan harga 1.600 NTD itu, karena saya memang sudah suka bentuknya. Namun, sebelum saya mengeluarkan uang di dompet, lidah saya secara reflektif mengeluarkan kata untuk menawar.

Sebenarnya saya tidak yakin kalau harga akan diturunkan, karena harga sudah tercantum di setiap gagang kacamata. Kebiasaannya itu sudah harga pas.

Namun ternyata sangkaan saya itu salah. Mendengar penawaran saya itu, penjaga toko itu tersenyum seraya mengambil kalkulator. Setelah pencet sana-sini, dia menunjukkan angka di layar kalkulator itu kepada saya. Di situ tertulis harga 990 NT.

Hati saya berbunga-bunga, ternyata bisa ditawar juga harga kacamata di optik sebesar ini. Melihat itu, saya jadi semangat untuk menawar ke harga yang lebih rendah lagi. Itu masih mahal, kata saya. Kemudian harganya diturunkan lagi menjadi 900 NTD.

Saya mengernyit dahi seolah-olah mau meminta harga lebih rendah lagi. Tapi tidak berani mengucapkannya lagi. Namun, kelihatannya penjaga toko itu sudah tidak bisa menurunkan harganya lagi. Dia menunjukkan kacamata lain sebagai gantinya.

Tentu saya tidak mau dikasih yang lain. Mengingat sejak awal, tanpa diturunkan harga pun saya akan membelinya, apalagi sudah diturunkan semurah itu, dari harga awal sebesar 1.600 NTD.

Saya langsung bilang ke penjaga toko itu bahwa saya mau membelinya. Setelah membayar, dia mencuci kacamata itu dan mengelapnya sampai bersih. Setelah itu saya juga ditawarkan untuk memeriksa mata gratis, siapa tahu ada minus atau plus-nya.

Setelah menjalani cek dengan alatnya yang canggih itu, dia menyimpulkan bahwa mata saya masih sangat bagus, seperti yang saya utarakan sebelumnya kepada dia.

5 comments:

  1. ka, mau tanya dong kalo harga softlens atau kacamata di taiwan murah ato mahal ya untuk minus?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau lensa kontak saya belum tahu, mbak. Tapi menurut pengalaman, di Taiwan ini harganya tetap lebih mahal daripada di Indonesia.

      Delete
  2. Ka maaf mau nanya
    Kalau kita ke toko nya ngomongnya gimana ya???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sori telat balas. Kebetulan optik tempat saya beli, pelayannya bisa bahasa Inggris. Kalau bahasa Mandarin, pasti saya tak bisa beli. Saya juga tak bisa bahasa Mandarin.

      Delete
  3. Kalau -0,3 itu Di harus kn pake kaca mata gk sih
    Kalau jarak deket mata saya mash bagus tpi kalau agk jauh gk kelihat ngeblur semua nglihat object nya
    Misalkan kalau kita keluar ke Station kereta saya nglihat boarding time yng Di atas itu gk kelihatan gk bisa kebaca

    ReplyDelete