Tuesday, June 20, 2017

Banda Aceh, Bukan Kutaraja

Banyak orang Aceh menyebut nama “Banda Aceh” sebagai “Kutaraja” dengan penuh kebanggaan. Padahal tahukah kita? Bahwa "Kutaraja" itu adalah sisi gelap pekat kerajaan Aceh.

Kutaraja itu adalah di saat rakyat Aceh mati bergelimpangan oleh senjata biologis bibit kolera yang dibawa penjajah Belanda. Raja kita, Sultan Mahmud Syah, adalah salah satu korban dari kebiadaban itu.

Bahkan, tahukah kita? lebih parah lagi, ada desas-desus, bahwa Kutaraja itu adalah pengkhiatan terhadap kerajaan Aceh dari dalam istana itu sendiri. Kudeta! Ada yang menusuk dari belakang di saat Aceh sedang gencar-gencarnya melawan agresi Belanda kedua itu. Kerajaan Aceh pun lebur karenanya

Hari itu hari Rabu, 24 Januari 1874. Hari yang menyesakkan dada kita semua. Istana kerajaan Aceh berhasil diduduki Belanda.

Van Swieten, jenderal tua pensiunan itu, dialah yang memimpin penyerbuan kedua atas kerajaan Aceh. Dialah yang berhasil menduduki Dalam (istana) Aceh sekalipun dalam keadaan kosong melompong karena Sultan berserta kelengkapannya sudah meninggalkan istana.

Pada saat itulah, di dalam istana yang kosong itulah, dengan sombongnya, ia, Van Swieten, menggantikan nama kota “Bandar Aceh” menjadi “Kutaraja”.

Terus, apakah sekarang setelah tokoh-tokoh kita dulu mengembalikan nama Banda(r) Aceh itu lagi, kita malah dengan bangganya akan menyebutnya kembali sebagai "Kutaraja"?

No comments:

Post a Comment