Di Indonesia, kalau kita sebut musim panas pasti akan terbayang di pikiran kita, O, itu pasti musim kemarau. Namun di Taiwan ternyata kok beda ya ?.
Semester yang lalu adalah musim dingin, walaupun tidak sampai bersalju. Aku terheran-heran karena selama enam bulan di Taiwan aku hampir tidak pernah melihat hujan.
Ada sih hujan, namun hanya gerimis kecil yang kemudian dengan cepat mereda. Bahkan aku sampai bertanya kepada teman kala itu.
"Aliran air tidak pernah mati di Taiwan. Padahal tidak pernah hujan. Dari mana ya airnya ?," itu pertanyaanku.
Ya wajar-wajar saja aku bertanya demikian, secara aku kan bukan ahli cuaca juga ?. Cuma ahli Ilmu Falak. :-D
Sekarang adalah musim panas di Taiwan. Udara benar-benar panas. Bahkan lebih panas dari yang aku bayangkan. Panas pengap dan lembab. Tidak menyenangkan sama sekali tinggal di Taiwan ketika musim panas datang.
Benar-benar kulit terasa terbakar. Aku memilih untuk menyepi saja di lab yang full-AC. Keluar kalau hanya mau beli nasi di warung vegetarian.
Karena ini adalah musim panas pertama yang aku alami, Aku merasakan aneh saja ternyata musim hujan justru terjadi ketika musim panas. Ketika matahari hampir selalu bertengger di atas kepalaku saat tengah hari.
Sekarang hampir setiap hari kampus disirami oleh hujan lebat. Bahkan saat tulisan ini aku buat, di luar sana sedang hujan lebat.
Tetap berolahraga walaupun harus berpayung. Pemandangan musin hujan di Stadiun NKUAS |
No comments:
Post a Comment