Friday, June 13, 2014

Jumatan Di Masjid Kaohsiung Taiwan

Masjid Besar Kaohsiung Taiwan
Dengan bermodalkan sepeda aku menuju Mesjid yang tidak begitu jauh dari kampusku. Mesjid itu terletak di persimpangan jalan Jian Jyun (Jian Jyun Intersection).

Sekitar 15 menit aku sudah sampai di Masjid. Kalau tidak ada lampu merah mungkin bisa lebih cepat lagi karena rata-rata sekitar 5 menit aku terperangkap di lampu merah.

Seperti biasa, aku makan dulu di warung Indonesia yang ada di Masjid tersebut. Aku biasanya memesan ikan santan buatan Mbak Aling. Rasanya enak sekali, khas Indonesia sangat terasa.

Hari ini ternyata di warung lagi banyak tamu. Mereka adalah muslim dari Cina Daratan. Sehingga seluruh ruangan dipenuhi oleh mereka. Oleh karena itu, aku makan di luar ruangan.
Suasana Ruang Warung Indonesia di Masjid Kaohsiung 
Tentu tidak ada masalah bagiku, karena memang biasanya aku suka makan di luar sambil ngobrol dengan Mbak-mbak yang punya warung.

Setelah makan baru aku masuk ke masjid untuk menunaikan shalat Jumat. Setelah mengambil wudhu kemudian aku naik ke lantai dua.

Aku biasanya memang terlambat naik ke atas karena kepingin ngobrol sama temanku yang dari Aceh. Kesempatan bertemu cuma di hari jumat itu. Ya. Walaupun ga baik juga telat masuk ke ruang shalat. Pak Imam menyampaikan nasihat dalam bahasa Mandarin. Sudah barang pasti aku tidak mengerti.
Tempat wudhu pria 
Sama seperti di Aceh, di sini khatib memisahkan khutbah dengan nasihat. Nasihat disampaikan setelah azan pertama dan khutbah disampaikan setelah azan kedua.

Tidak sama seperti nasihat, khutbah disampaikan dalam bahasa Arab. Jadi lumayan aku agak mengerti sedikit.
Kuah ikan santan kesukaanku 
Kalau untuk nasihat imam berpidato di bawah mimbar namun ketika khutbah imam akan naik ke mimbar.
Menurut informasi yang aku peroleh. Mesjid ini mengamalkan Mazhab Hanafi. Memang agak sedikit beda dengan di Aceh yang mengamalkan mazhab Syafii.
Imam sedang memberi nasihat 
Aku biasanya naik ke ruang shalat ketika imam sudah naik ke mimbar untuk menyampaikan khutbah. Namun hari ini aku naik lebih cepat, sehingga aku sempat mendengar sedikit nasihat Imam walaupun tidak mengerti. Khutbah hanya berlangsung 10 menit. Tidak selama nasihat yang sampai setengah jam.

Seperti biasa, segera setelah shalat aku bergegas pulang karena ada seminar yang wajib aku ikuti pada jam 14.

Di tengah perjalanan pulang aku harus berteduh dua kali di emperan toko karena kehujanan. Namun sekitar 20 menit aku sudah sampai di kampus dan bergegas menuju ruang seminar.
Imam naik ke mimbar untuk memberi khutbah 
Sepeda kesayanganku