Monday, April 27, 2015

Laboratoriumku Kamar Tidurku

Tidur siang di lab itu sudah biasa saya lakukan. Kenapa di lab ? asrama kan ada ?. Begini ceritanya saudara. Kalau hanya tidur siang, tidak akan saya lakukan di asrama. Tidur siang di asrama berarti bangunnya bakal sampai magrib, karena hampir tidak ada gangguan. Tetapi kalau tidur di lab paling satu jam, ada teman yang masuk terus terbangun dan kerja lagi.

Itu yang pertama. Yang kedua, sekarang kan lagi musim panas. Tanpa AC, jangan mimpi bisa tidur nyenyak di asrama. Walaupun ada kipas namun tidak sanggup menghalau hawa panas menjauh dari kulit.

AC ada di tiap kamar, tapi untuk menghidupkannya saya harus membeli pulsa dulu. Pengeluaran lagi bukan ?. Ok, salah satu cara adalah tidur siang di lab. Aman dari kebanyakan tidur dan mendapatkan fasilitas AC gratis.

Saya ingat dulu ketika pembekalan Beasiswa DIKTI, salah satu pemateri bilang kalau fasilitas kampus yang diberikan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Saya rasa termasuk AC di lab, harus digunakan semaksimal mungkin. Jauhi yang berbayar dekati yang gratis. Mungkin itu slogan yang cocok.

Memang di lab saya ada sebuah dipan pegas lipat. Siapa yang ingin tidur boleh menggunakannya. Saya sering berbaring di atas dipan itu. Hari ini saya tidur satu jam sambil mendengar lagu sendu jaman 80-an. Pelan-pelan suaranya menghilang dan saya pun tertidur, Sejam kemudian  saya terbangun dan kerja lagi.

Begitulah sisi lain dari mahasiswa S3 yang mengharap cepat selesai tapi tak satu pun paper yang sudah diterima, juga berharap bisa menabung untuk modal ketika pulang nanti. Caranya ya harus berjiwa muda terus, bisa tidur dimana saja dengan alas apa saja. Mengurangi jam tidur siang paling lama satu jam hanya untuk menyegarkan pikiran.

No comments:

Post a Comment