Aku tak tahu untuk ukuran orang lain. Namun, untuk standar saya ini harganya tergolong mahal. Tapi bentar dulu. Mahal bukan berarti aku tak sudi. Aku puas, kok. Nasinya banyak. Rasanya juga ramai melebihi yang pernah diberikan oleh racikan bumbu khas Aceh.
***
Banyaknya penjual makanan yang lezat dan halal di bandara Malaysia membuatnya menjadi bandara transit yang paling aku gemari.
Di bandara ini aku rela transit berjam-jam atau malah sampai seharian. Seperti sekarang, aku sedang transit menuju pesawat selanjutnya yang akan menerbangkanku ke Kaohsiung, Taiwan Selatan, esok pagi.
Berarti malam ini aku harus tidur beralaskan karpet lunak di ruang transit. Tempat tidur gratis ala dosen backpaker.
Jangan mesam-mesem atau menuduh saya pelit karena tak mau menyewa hotel. Bulek saja tidur bareng saya di lantai, kok. Konon katanya mereka kan lebih beradap dari kita? Tapi mereka mau tidur di lantai, lho.
Bukan, bukan itu alasannya. Bukan aku mengekori tidurnya si bulek. Tapi memang ruang transit di KLIA2 sering dipakai penumpang transit untuk tidur gratis. Saya cuma ikut itu saja.
Nasi chicken biryani yang barisan kusantap di KLIA2. |
No comments:
Post a Comment