Awalnya kupikir itu hanya ada di kota-kota besar di Indonesia, tapi ternyata saya salah besar. Di Taiwan yang konon katanya lebih maju dari negara raksasaku Indonesia juga tak luput dari selimut samaran itu. Mulai dari pengemis dan gelandangan yang mencemari terminal bus, sampai tukang servis curang dan taksi penipu tak jarang menghantui setiap langkahku di negeri pencinta mercon ini.
Rumah rapat sesak kumuh bertingkat penuh jerjak, yang lantai satunya berpintu seperti toko, kurasa awalnya memang diniatkan untuk pertokoan. Tapi pembeli mana yang mau masuk ke gang-gang kecil itu? Maka berubah fungsilah dia menjadi rumah. Sehingga pemandangannya bersalin rupa menjadi kota mati.
Hanya satu-dua orang yang terlihat berkeliaran di bibir pintunya. Selebihnya menyelinap entah kemana. Jambangan berisi bunga yang semuanya menjadi bonsai dengan sendirinya karena kesulitan cahaya matahari. Sepeda motor dan mobil berdebu terparkir di pinggir gang, menambah sempitnya jalan yang memang sudah sempit.
Rasanya antartetangga tak satupun ada yang saling mengenal. Dua hari sudah saya tinggal di kawasan situ, tapi tak satupun yang menyapa, karena memang tak satupun jua wajah tetangga yang terlihat. Muka-belakang-samping semuanya tembok berwarna kelabu yang membosankan.
Sekalipun demikian, ruko-ruko itu ternyata bukan barang murah yang bisa dibeli oleh pekerja-pekerja sekelas PNS. Kebanyakan mereka nyatanya adalah penyewa rumah. Bagi mereka, rumah itu adalah tak lebih dari tempat beristirahat tidur dan rehat sejenak di depan televisi di ruang yang sempit.
Mau ditraktir makan-makan oleh teman-teman maupun profesor di rumahnya? Di Taiwan jangan harap itu akan terjadi. Mereka hanya akan mengajakmu ke restoran atau kafe. Rumah bukan untuk itu. Rumah tak ubahnya ruang terlarang yang tak mudah ditembus orang luar.
Wajar, rumah kecil kadang sulit memilah tempat dimana barang tak ramah tamu ditempatkan. Maka, jadilah seantero rumah menjadi ruang pribadi. Yang hanya keluarga dekat saja yang layak menyambanginya.
Salah satu sudut kota Kaohsiung, Taiwan Selatan, dengan pertokoan menjadi tempat tinggal |
No comments:
Post a Comment