Sunday, September 18, 2016

Otak Menciut di S3. Pengalaman Kuliah di Taiwan

Bagiku, tersiksa itu ketika aku disuruh menjelaskan apa yang tidak aku pahami. Menjelaskannya berarti aku harus berjibaku dengan hal-hal baru lagi. Padahal, bidang yang sedang aku dalami sekarang saja, masih bingung aku dibuatnya. Apalagi sesuatu yang belum pernah aku dengar sama sekali.

Di lab aku punya teman yang masih bingung sebab ia belum punya ide topik apa yang akan ditelitinya. Tentu aku bisa membayangkan bagaimana rusuh hatinya, karena itu juga nasibku di awal kuliah dulu. Bergelut mencari topik riset itu lebih menyakitkan ketimbang sedang riset kemudian tersendat. Hampir tak ada yang bisa membantu untuk memberi sebuah ide. Bahkan profesor pun hanya bisa bilang, "baca paper banyak-banyak. Nanti kamu pasti mendapat ide dari paper-paper itu." Cuma itu. Kita hanya bisa garuk-garuk kepala yang tak gatal.

Aku ini mengambil bidang riset perancangan biomekanik (biomechanical design) berbasis elemen hingga, sedang temanku itu mengambil bidang perancangan mekanisme (mechanism design). Dunia kami jauh berbeda. Eh, mungkin teman-teman ada yang belum tahu apa itu perancangan biomekanik dan apa pula itu perancangan mekanisme.

Begini, perancangan biomekanik itu adalah perancangan alat atau produk yang akan digunakan untuk membantu gerak makhluk hidup. Contohnya, kaki palsu, tangan palsu, dan alat bantu gerak. Dan sendi lutut palsu! Hampir lupa! Padahal aku meneliti tentang ini. Sekarang ini, aku sedang nangis-nangis memikirkan si sendi lutut ini dan terkadang bersungut-sungut di sini untuk menghibur hati.

Sementara perancangan mekanisme itu adalah bidang di mana kita diharapkan bisa menciptakan sebuah mekanisme gerak yang bisa digunakan untuk berbagai macam kebutuhan. Contoh, mekanisme gerak robot. Pernah lihat, kan, di televisi-televisi? Mobil dicat oleh lengan robot, dan juga banyak pabrik yang siklus produksinya hampir semua dikerjakan oleh robot? Nah, itu urusannya orang yang mendalami perancangan mekanisme. Dia yang merancang itu sehingga lengan-lengan robot itu bisa bergerak sesuai dengan yang dikehendaki.

Beda, kan, dengan bidangku? Tapi, naga-naganya, temanku itu yakin kalau aku bisa memahami bidang mekanisme juga. Padahal aku tak mengerti sama sekali bab itu. Membantunya berarti aku harus belajar lagi. Dari nol. Dan pasti aku tak akan ada waktu untuk itu.

Atau....Bentar, bentar. Bagi teman-teman yang sudah mengenalku secara langsung, apakah mukaku ini menggambarkan bahwa aku serba bisa? Tidak, kan? Jadi, tolonglah -aduh, sama siapa aku harus bilang- jangan tanya segala hal kepadaku. Memikirkan risetku saja aku sudah bingung. Apalagi yang lain.

Dan -aku tak tahu ini dialami oleh semua orang atau hanya aku saja- ternyata selama aku mengambil S3, aku, kok, merasa tambah bodoh, ya? Aku merasa ilmuku menciut di satu sudut ilmu yang bernama elemen hingga dan perancangan biomekanik. Selebihnya jika ada orang bercakap-cakap bidang lain, aku hanya bisa bengong dan tak tertarik mendengarnya. Kecuali gosip.... Nah, loh....
__________
Notabene:
Paper adalah tulisan ilmiah yang memuat jalannya sebuah penelitian, mulai dari mengapa penelitian itu perlu dilaksanakan, bagaimana penelitian itu dilaksanakan, dan terakhir hasil dari penelitian tersebut.

No comments:

Post a Comment