Betapa herannya salah satu temanku saat dia mendapati teman Taiwan tidak bisa mengucapkan huruf "d". Bagiku ini wajar saja, karena huruf "d" di Taiwan memang tidak dipakai untuk ucapan sebagaimana dalam bahasa Inggris dan Melayu.
"Usman, coba kau baca ini, " pintanya dengan menyodorkan sepotong kertas yang bertulis kata "download" di atasnya.
Aku membacanya.
"Iya, ini 'donlod'. Ada apa dengan kata ini?" tanyaku heran.
"Tadi aku bingung saat berbicara dengan teman Taiwan" jawabnya, "Mereka membacanya 'tonlod', bukan "donlot". Mereka tak bisa menyebut huruf 'd'."
Dia tertawa heran. Aku hanya tersenyum mendengarnya. Dalam hati aku menggerutu, "Tepatnya, orang Taiwan bukan tak bisa mengucapkan huruf "d", tapi mereka cuma tak bisa mengucapkannya dengan ala Inggris."
Untuk diketahui, bagi orang Taiwan, "d" diucapkan seperti "t" orang Aceh, tanpa desisan. Sedangkan huruf "t", orang Taiwan mengucapkannya seperti "t" dalam bahasa Inggris, yaitu dengan desisan, seperti kita mengucapkan "theh".
Jika kita sudah menguasai beberapa bahasa, kita akan tahu bahwa masing-masing penutur bahasa yang berbeda mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing dalam mengucapkan kata-kata asing.
Misalnya untuk bahasa Arab, banyak orang Aceh tidak bisa mengucapkan huruf "ta / ت" karena dalam bahasa Aceh huruf "t" diucapkan tanpa desisan. Padahal huruf "ta" itu harus diucapkan dengan sedikit desisan. Nah, dalam hal huruf "ta" ini, orang bule yang berbahasa Inggris lebih mahir mengucapkannya. Begitu juga huruf "kaf / ك" dan beberapa huruf lain, penutur bahasa Inggris lebih lihai dalam melafalkannnya.
Begitu juga huruf "dal / د", orang Aceh akan kalah dengan orang Jawa dalam mengucapkan huruf ini. Karena huruf "d" orang Jawa diucapkan dengan meletakkan ujung lidah di pangkal gigi seri atas. Dan ini kebetulan sama dengan tempat keluarnya huruf (makhrajul huruf) "dal" dalam bahasa Arab. Tapi jangan tanya, betapa sulit bagi orang Jawa mengucapkan huruf lain seumpama huruf "ain / ع", yang terkadang berubah menjadi "ngain", syafa'at menjadi syafangat.
Dengan mencoba memahami pengucapan bahasa Ibu dari suatu negara atau daerah, kita tak akan lagi terheran-heran jika ada orang asing, baik dari negara atau daerah lain, yang sangat sulit mengucapkan kata-kata dalam bahasa kita. Karena kita sendiri akan bernasib sama ketika mengucap bahasa mereka.
No comments:
Post a Comment