Thursday, May 3, 2012

Supermoon, Kenapa Dikaitkan Dengan Bencana

Selain gerhana ternyata bulan juga bisa bikin heboh dengan fenomena supermoon-nya. Walaupun sudah terjadi berkali-kali, banyak orang masih bertanya-tanya tentang supermoon ini. Ditambah lagi dengan adanya kabar tentang terjadinya bencana ketika fenomena ini terjadi, seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.


Menurut perhitungan astronomi (ilmu falak) supermoon untuk tahun ini akan terjadi pada hari Minggu 6 Mei 2012, bertepatan dengan 14 Jumadil Akhir 1433 H. Pada saat terjadi supermoon ini, bulan berada pada posisi terdekat dengan bumi, yaitu hanya berjarak 356955 Kilometer.


Saya rasa bagi masyarakat umum bukan penampakan supermoon-nya yang menjadi heboh, tetapi yang menjadi heboh adalah tersiar kabar tentang adanya hubungan antara fenomena ini dengan bencana yang terjadi di permukaan bumi. Penampakan bulan yang sedikit lebih besar ketika supermoon  hampir tidak bisa dibedakan oleh masyarakat yang awam astronomi.


Untuk memahami kemungkinan supermoon dapat memicu bencana saya rasa kita harus mengetahui dulu apa itu supermoon, dan efek apa saja yang diderita oleh bumi ketika fenomena ini terjadi.


Bulan dalam mengelilingi bumi mengikuti orbitnya yang berbentuk elips. Sehingga pada suatu saat bulan akan berada pada posisi yang paling dekat dengan bumi, posisi ini disebut dengan perigee. Sebaliknya pada suatu saat bulan juga akan berada pada posisinya yang terjauh, yaitu ketika berada pada titik apogee.



(Orbit bulan berbentuk elips sehingga jarak bumi dengan bulan berubah dari hari ke hari. Sumber: http://astroblogger.blogspot.com)


Terus supermoon itu kapan terjadinya?. Supermoon itu terjadi ketika bulan purnama atau bulan mati bertepatan dengan posisi bulan di titik perigee, titik terdekatnya dengan bumi.


Supermoon yang terjadi ketika bulan purnama lebih menarik daripada ketika bulan mati, karena pada bulan purnama kita dapat melihat bulan bersinar sedikit lebih terang dan lebih besar dari biasanya. Padahal supermoon juga terjadi ketika bulan mati (awal bulan hijriah), tetapi ini tidak menarik karena pada saat itu kita tidak dapat melihat bulan.


Soal kaitan supermoon dengan bencana di bumi mungkin bisa dijelaskan dengan meninjau gaya tarik bulan terhadap bumi. Bulan memiliki gaya gravitasi yang dapat menarik bumi ke arahnya. Gaya ini disebut dengan gaya pasang surut (tidal force), biasanya sering disingkat dengan "gaya pasut". Efek yang sering dialami oleh penduduk di pinggir pantai adalah terjadinya pasang surut ketika bulan purnama dan bulan mati terjadi.


Di samping bulan, matahari juga memiliki gaya pasut yang dapat menarik bumi ke arahnya. Namun karena matahari kalah dekat jika dibandingkan dengan bulan, maka gaya pasut matahari tidak begitu besar ketimbang yang diakibatkan oleh bulan. Walaupun demikian gaya tarik oleh matahari tetap harus diperhitungkan.



(Gaya pasut dari matahari dan bulan. Sumber: http://hrcst.org.uk/wp/index.php/weather/)


Gaya pasut ini akan besar ketika bumi, bulan, dan matahari berada pada satu garis lurus, yaitu ketika bulan purnama dan bulan mati (sekitar tanggal 15 dan 30 Hijriah). Hal ini terjadi karena gaya pasut matahari dan bulan bergabung menjadi satu. Sehingga gaya pasut juga akan membesar. Akibatnya ketinggian gelombang pasang surut juga meningkat.



(Gaya pasut bulan dan matahari bergabung menjadi satu ketika posisi matahari, bulan, dan bumi pada satu garis lurus. Sumber: http://web.njit.edu)


Kenapa gelombang pasang terjadi?. Jawabannya adalah karena air laut tertarik oleh gaya pasut bulan dan matahari, sehingga permukaan air laut akan terangkat. Itulah sebabnya kenapa pasang naik ketika bulan atau matahari sedang berada di atas kepala (istiwak/kulminasi).


Dari gambar di atas kita dapat melihat bahwa untuk belahan bumi yang berada tegal lurus (90 derajat) dari garis bumi-bulan-matahari malah terjadi pasang surut. Sehingga daerah tersebut baru mengalami pasang naik enam jam kemudian.


Pada saat terjadinya supermoon  dimana posisi bulan berada pada titik terdekat dengan bumi, maka gaya pasut yang akan terjadi juga akan lebih besar dari biasanya. Hal ini lah yang harus diwaspadai oleh penduduk yang bermukim di pinggir pantai terhadap kemungkinan gelombang pasang yang besar.


Sebenarnya gaya pasut ini tidak hanya menarik air laut, tetapi bumi secara keseluruhan juga tertarik oleh gaya pasut ini. Tanah tidak terangkat karena lumayan kaku, berbeda dengan air yang mudah berubah bentuk. Karena gaya pasut menarik bumi secara keseluruhan, maka gaya pasut ini diprediksi akan memicu bencana.


Dikhawatirkan gaya pasut yang besar saat supermoon dapat memicu terjadinya pelepasan energi potensial yang ada pada daerah penunjaman antar lempeng tektonik. Jika energi potensial tersebut sudah mendekati titik jenuh, bukan tidak mungkin gaya pasut supermoon ini akan memicu energi tersebut terlepas. Akibatnya tentu terjadi gempa bumi.


Dengan kejadian gempa di Aceh pada tanggal 11 April kemarin saya kira sudah cukup bukti bahwa energi potensial di daerah lepas pantai barat Aceh masih cukup besar. Oleh karena itu, kita harus tetap berhati-hati ketika adanya faktor yang dapat memicu terlepasnya energi potensial tersebut, termasuk pada saat fenomena supermoon terjadi.


Tentu bagi kita yang tinggal di daerah yang rawan gempa, kita harus tetap selalu waspada. Ancaman gempa selalu ada setiap saat.



Salam astronomi,
Usman Blangjruen
Himpunan Astronom Amatir Aceh (HA3) :-)

1 comment:

  1. Subhanallah
    Sesungguhnya didalam penciptaan langit dan bumi,silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang yg berpikir.

    ReplyDelete