Saturday, October 24, 2015

Merasa Tua Di Warung Vegetarian Taiwan

Sore ini benar-benar jiwa mudaku melorot drastis. Betapa tidak, sore ini saya harus bergabung bersama orang tua di depan sebuah warung vegetarian yang belum buka.

Ketika azan magrib berkumandang di hape, saya langsung pergi ke warung vegetarian di sekitar kampus. Sesampai di sana ternyata warungnya belum buka, tapi di luar sudah banyak para kakek nenek yang menunggu.

Saya duduk di sebuah bangku bergabung bersama mereka. Jelas, saya yang paling muda dan paling imut sendiri sore itu. Tapi tak tahu mengapa, aku merasa seumuran dengan mereka. Mungkin karena merasa senasib, senasib karena harus menunggu dengan perut yang lapar.

Semua yang menunggu itu kayaknya bermasa-muda pada tahun 40-an. Warung vegetarian ternyata idola kaum tua-tua di Taiwan. Mungkin ini karena alasan kesehatan. Sementara saya, makan di warung vegetarian untuk menghindari kandungan babi.

Saya baru tahu, ternyata warung vegetarian yang laris itu baru buka pada pukul 6 sore. Sementara shalat magrib di Taiwan pada hari ini, 24 oktober, jatuh pada pukul 17.28 waktu Taipei. Sehingga, memang, waktu yang cocok untuk makan di warung makan itu adalah setelah shalat magrib.

Biasanya saya shalat magrib dulu baru pergi untuk cari makan ke warung yang bebas daging itu. Namun, karena pas azan magrib saya sedang berada di lab, saya berencana membeli nasi dulu sebelum pulang ke asrama dan shalat.

Ternyata begitu sampai di depan warung tersebut, warung masih tutup dan hanya para "tetua" yang terlihat sedang menunggu warung yang belum dibuka itu.

Terpaksa, saya harus shalat magrib telat hari ini. Ditinggal pulang juga malas untuk turun lagi dari kamar saya di lantai tiga asrama. Tapi tidak mengapa, lima menit sebelum pukul 6 warung dibuka.

Saya ambil nasi, memilih lauk yang kusukai, dan mengantre ke kasir untuk membayar. Tepat pukul 18.10 selesai dan saya pun pulang ke asrama terus shalat magrib dan segera makan setelahnya.

No comments:

Post a Comment