Sunday, October 4, 2015

Sebuah Cerita Karena Nyamuk Demam Berdarah Di Taiwan

Pagi itu saya baru saja masuk ke lab; Salah satu teman saya yang asli Taiwan ternyata sudah duluan hadir di lab. Ketika dia melihat saya, dia langsung berdiri dan mengabarkan bahwa hari ini seluruh ruang di jurusan teknik mesin akan diasapi (fogging).

Saya bertanya adalah hati. Loh, buakankah ruang ini baru saja diasapi? Saya tahu ruangan lab baru saja difogging karena beberapa hari yang lalu, ketika saya baru sampai di Taiwan, komputer saya masih terselimuti dengan kantong plastik, ini biasanya dilakukan untuk melindungi komputer dari tempelan racun nyamuk.

Namun belum saja saya bertanya, dia langsung memberitahukan bahwa barusan ada anak teknik mesin yang terserang demam berdarah. Wah, bahaya juga ternyata di Kaohsiung ini, gumamku.

Memang pada musim panas, tinggal di Taiwan ini benar-benar tidak menyenangkan. Selain sering diterpa taifun dan hujan lebat, musim panas juga merupakan masa yang rentan terserang penyakit, salah satunya adalah DBD.

Beberapa hari sebelumnya, sebelum saya tiba di Taiwan dari liburan musim panas, teman sekamar saya yang terserang DBD. Namun ketika saya sampai dia sudah sembuh. Dia menganjurkan saya untuk memasang kelambu, tapi saya malas memasangnya karena Taiwan masih panas. Pada saat teman saya itu terserang DBD, fogging juga dilakukan pada asrama dan gedung-gedung disekitarnya.

Karena mau difogging, kami harus menutup semua barang-barang kami di lab yang dirasa perlu ditutupi. Beberapa kantung plastik besar dibagikan oleh ketua lab kepada seluruh anggota lab. Saya mengambil dua buah kantong untuk menutupi komputer dan kursi saya.

Pukul enam sore saya meninggalkan lab dengan membiarkan pintunya tetap terbuka agar petugas fogging bisa masuk. Saya menuju asrama dengan tujuan ingin melanjutkan kerja saya, karena dari pukul 9 pagi sampai pukul 10 malam adalah masih jadwal kerja saya.

Namun baru saja saya membuka laptop, petugas asrama datang dan menyuruh seluruh penghuninya agar keluar karena asrama juga akan diasapi. Wah, ternyata asrama juga tak luput dari asap malam itu. Akhirnya saya turun dan tidak bekerja lagi. Sambil turun ke bawah saya bertanya kepada petugas asrama, berapa lama saya baru bisa masuk ke kamar lagi. Katanya, paling kurang satu jam baru bisa.

Akhirnya, saya pun turun ke bawah sambil mengobrol dengan teman-teman yang juga sedang menunggu waktu untuk bisa masuk ke kamarnya masing-masing.
Proses penyelimutan komputer di lab ketika akan diasapi

No comments:

Post a Comment