Thursday, November 12, 2015

Jagung Rebus Di Seven Eleven Taiwan

Menjadi anak kos di Taiwan sepertinya tidak bisa lekang dari Seven Eleven, sebuah minimarket yang selalu menjadi langganan ketika lapar di tengah malam. Segala tambahan menu yang disajikan oleh minimarket ini selalu menjadi hal yang memantik kegembiraan bagi pelanggannya.

Beberapa hari ini, Seven Eleven di belakang kampus saya, NKUAS, sudah menyediakan jagung rebus. Rasanya enak, tidak ada bedanya dengan jagung rebus yang dijual pada hari pekan di pasar Blangjruen, desa kelahiran saya.

Cuma yang membikin ini lebih elegan adalah kemasannya. Jagung ini benar-benar dilindungi dengan pembungkus plastik yang tebal dan kuat. Selain itu, kemasannya juga dibuat menjadi vakum untuk melindungi jagung rebus dari oksidasi agar tidak cepat basi.

Sudah dua malam ini saya menyantap jagung di Seven Eleven. Kemarin malam saya coba satu buah dulu untuk menyelidiki rasa, ternyata enak. Dan, malam ini saya makan dua, karena kalau cuma satu saya tidak kenyang.

Rasanya enak pas. Tetapi yang menjadi kendala mungkin adalah harganya, per buah dihargai 28 NTD, sekitar 12 ribu rupiah. Mahal, ya? Mengingat harga jagung rebus di tempat saya, di Blangjruen, hanya 3 ribu rupiah dengan ukuran yang panjangnya sampai sejengkal orang dewasa. Sementara yang di Seven Eleven ini ukurannya hanya setengah jengkal.

Namun, tidak mengapa. Biar harganya mahal, yang penting sesekali saya bisa makan jagung rebus di Taiwan ini. Jagung rebus memang kesukaan saya dari dulu. Jika saya jalan-jalan sore di kampung dengan istri, mesti jagung rebus adalah lirikan pertama saya di antara sederet makanan yang dijajakan di pinggir jalan milik ExxonMobil itu.

No comments:

Post a Comment