Hari ini saya bertemu dengan salah satu teman pekerja di Kaohsiung Main Station. Kami sudah lumayan akrab. Kalau jumpa saling menyapa dan kadang juga bercanda.
Namun sayang, walaupun tetap ceria, dalam beberapa hari ini dia harus diistirahatkan setelah mengalami kecelakaan kerja. Salah satu jempol tangannya hancur terpirik mesin pres (alat kempa) di tempatnya bekerja.
Karena hancur, dia pun harus merelakan jempolnya itu diamputasi. Mendengar cerita itu, saya langsung gerising, bergerenyot muka dan menyiuk sebagai ikut merasa sakit. Bahuku pun naik hampir menyentuh cuping telinga karena ikut merasa nyeri.
Dari kisahnya tadi, jika melihat kontrol yang ada pada mesin kempa itu, sungguh kecelakaan ini tak akan terjadi. Hal ini karena mesin pres tersebut telah dibekali sensor laser. Jika masih ada tangan yang melayang-layang di bawah kempa, langsung terdeteksi oleh tembakan laser, kempa pun tidak akan turun, sekalipun tombol pengaktif telah ditekan.
Tidak cukup hanya sensor laser itu, tombol untuk menurunkan kempa dirancang dua buah, di sebelah kiri ditekan dengan tangan kiri dan begitu juga di sebelah kanan, ditekan dengan tangan kanan.
Untuk menurunkan kempa itu, kedua tombol harus ditekan bersamaan. Dengan desain tombol semacam ini, secara teori di bawah kempa tidak ada lagi tangan karena keduanya harus digunakan untuk menekan kedua tombol, dan kempa pun siap mendarat.
Tapi memang nasib berkata lain, ketika sedang mengambil produk yang sudah dipres, tiba-tiba kempa turun dan melumatkan jempol teman saya itu.
Ini kejadian yang aneh, pengontrol yang sudah dibuat secanggih itu ternyata tidak berfungsi sama sekali kala itu. Ada dugaan bahwa pabrik itu ada hantunya, karena setelah kejadian itu pengontrolnya berjalan tanpa masalah.
Tapi kalau menurut saya, walaupun tidak menafikan hal-hal gaib seperti itu, pengontrolan itu kadang-kadang bisa saja tidak bekerja. Ada banyak parameter di lingkungan yang kadang tidak dipertimbangkan dalam merancang sistem kontrol.
Sebaiknya memang harus berhati-hati dalam bekerja, dan jangan terlalu mengandalkan sistem kontrol itu jika kita berhadapan dengan hilangnya anggota badan atau malah nyawa.
Sistem elektronik itu kadang-kadang aneh. Adakalanya seperti berhantu. Tidak perlu jauh-jauh contohnya, laptop yang saya gunakan untuk mengetik tulisan ini juga aneh, juga bagai berhantu.
Kadang-kadang tidak bisa masuk ke sistem, yang muncul hanya layar hitam yang bertuliskan agar saya menekan Ctrl+Alt+delete. Gegara masalah ini saya sudah membawanya ke servis resmi. Tapi katanya tidak ada yang rusak. Yang aneh adalah, kalau di depan tukang servis, saya cek berkali-kali tapi tidak pernah muncul masalah yang biasa aku alami.
Begitulah semua alat yang dibuat manusia. Kegagalan yang terjadi dalam sistem yang telah dicipta terkadang tidak bisa dideteksi walau oleh si pembuatnya sekalipun. Bagi orang teknik pasti sering mendengar ungkapan ini: Daripada mencari error atau kesalahan, lebih mudah buat dari awal.
Kira-kira seperti itulah gambaran sebuah alat kerja, biarpun sudah dibekali dengan sistem kontrol ini itu, kita harus tetap awas. Dan satu lagi yang penting, jangan pernah menguji-uji kehebatan kontrol itu yang jika gagal bisa mengorbankan anggota badan atau malah nyawa.