Sunday, November 1, 2015

Mengatur Posisi Laptop, Meja, Dan Kursi Untuk Hasil Kerja Yang Lebih baik

Masalah posisi laptop kerja ternyata sering diabaikan oleh banyak orang. Atau, mungkin saja karena ketidaktahuannya. Padahal selama ini mungkin badan sudah memberi reaksi, seperti pegal, kesemutan, dan bahkan sakit kepala.

Barusan ada teman masuk ke kamar belajar saya di asrama. Dia langsung tertarik saat melihat posisi laptop saya yang kuletakkan di atas susunan dua buah kotak. Sehingga ketinggiannya hampir sejajar mata saat duduk. Satu kotak yang di bawah berwarna coklat dan yang di atasnya berwarna biru dengan ukuran yang lebih kecil.

"Wah, bagus ini. Saya mau seperti ini juga. Tapi nyari kotaknya di mana, ya?" dia bertanya. Bola matanya naik turun mengiri menganan sebagai seorang yang sedang berfikir.

"Aku dapat kotak ini di lab," jawab saya memberi solusi. "Ini kotak kertas printer," lanjut saya sambil menunjuk ke salah satu kotak berwarna biru yang bertuliskan Double A. "Dan yang coklat ini saya tidak tahu kotak apa. Tapi, dua-duanya saya ambil di lab," ujarku menyudahi penjelasan.

Setelah percakapan singkat itu dia keluar dari kamar. Saya tidak begitu yakin dia akan meninggikan posisi laptopnya seperti yang saya lakukan itu.

Tapi ternyata dugaan saya lagi-lagi tidak tepat. Segera setelah keluar dari kamar saya, ternyata dia mematroli kamar-kamar temannya untuk mendapatkan kotak yang bisa digunakan untuk pengganjal laptopnya.

Usahanya membuahkan hasil. Dia mendapatkannya. Ketika saya keluar untuk mengambil air minum, saya ketemu lagi dengan dia dan di tangannya sudah ada sebuah kotak yang lumayan tebal.

"Ini bisa Usman, ya?" tanya dia seolah mengklarifikasi.

"Wah, ini bisalah, cukup kuat untuk menopang laptopmu," jawab saya setelah menggetil kotak itu untuk menguji kekakuannya.

"Ternyata niat betul dia mencari kotaknya," aku membatin sendiri sambil mengusap-ngusap botol air yang bertutup ungu yang kubawa itu.

Memang, sebagai pekerja yang mengharuskan duduk berlama-lama di depan laptop, tentu kita harus peka terhadap reaksi tubuh. Jika cepat capek, kuduk sakit, sering sakit kepala. Itu kemungkinan besar letak laptop, kursi, atau meja yang tidak sesuai dengan anatomi tubuh kita.

Langkahnya, kita harus mengatur letaknya agar ergonomis, agar badan tidak dipaksa terlalu lama mengikuti posisi alat itu. Yang baik adalah segala perkakas yang kita gunakan harus dibuat mengikuti anatomi tubuh kita. Bukan sebaliknya.

Kita tahu, tubuh kita tidak bisa lama-lama diajak menekur terus menatap laptop yang letaknya sangat rendah. Maka solusinya kita harus menaikkan posisi laptop sehingga layarnya sejajar mata.

Begitu juga tangan. Secara anatomi dia lebih mudah digunakan untuk mengetik jika sudut siku sekitar 90 derajat. Menjauh dari nilai itu tangan kita akan cepat pegal. Untuk hal ini, berarti kita harus membeli keyboard lain agar kita mudah mengatur posisinya.

Demikian juga kursi. Posisi tempat duduk harus rata-rata air. Sehingga, ketika kita duduk, sudut antara paha dan batang tubuh tidak boleh kurang dari 90 derajat. Kalau kurang, maka tulang belakang sampai kuduk akan terasa pegal beberapa waktu kemudian.

Dan juga lantai kursi harus empuk betul agar darah bisa mengalir dengan leluasa biar tidak ambien. Jika tidak ada kursi empuk, maka bantal tidur digunakan saja untuk mengganjal pantat sementara waktu. Jadi, manfaatnya bisa dobel.

Ini kelihatannya hal sepele. Tapi bisa berbahaya jika tubuh terus dipaksa untuk bekerja dalam posisi yang tidak seimbang dalam waktu yang lama. Saya agak mengerti sedikit hal ini karena memang saya menggeluti bidang biomekanik.

No comments:

Post a Comment