Sudah setahun lebih saya menggunakan sepeda di Taiwan. Namun, baru kali ini bannya bocor. Setelah saya bawa ke bengkel sepeda yang ada di depan kampus saya, NKUAS, ternyata bannya tidak tertolong lagi.
Kebocoran tepat di sisi samping pentilnya. Bentuk bocornya juga aneh, lubangnya banyak yang berada pada satu luasan seukuran uang logam dua ribu rupiah. Sehingga gabungan lubangnya seperti saringan saja.
“Harus diganti ini,” kata tukang sepeda yang bertubuh tambun, bermata sipit, dan berkulit putih itu sambil menunjuk ke tempat bocor itu. Saya juga mendekatkan tangan ke lokasi bocor itu untuk merasakan hembusan udara yang sedang kabur keluar ban.
Ternyata anginnya begitu deras keluar melalui kumpulan lubang kecil itu. “Ini bukan bocor namanya, tetapi tiris,” kataku dalam hati.
“Berapa harganya?” tanya saya sambil tersenyum tipis berharap jangan terlalu mahal.
“Dua ratus,” jawabnya. Saya sedikit terkejut. Ternyata mahal juga ban dalam sepeda sekecil ini di Taiwan. Kalau dirupiahkan, itu kira-kira 90 ribu rupiah. Saya tidak tahu kalau di Blangjruen berapa harganya, karena sudah lama tak bersepeda di Aceh.
Apalagi di tempat saya itu, di Blangjruen, dengan jalan yang berlopak-lopak, jangankan bersepeda yang tanpa pegas peredam, naik sepeda motor saja kadang kepala bisa sakit dan pusing akibat guncangan ketika terperosok di aspal yang berlubang.
“Ok, ganti saja,” jawab saya merelakannya.
Walaupun mahal tetap harus saya ganti karena sepeda memang sangat penting buat saya di sini di kota Kaohsiung. Saya keluar ke warung makan, belanja ke supermarket, ke pasar tradisonal, selalu mengendarai sepeda. Karena jarak ke tempat-tempat tersebut terlalu dekat kalau ditempuh dengan bus dan lumayan jauh kalau berjalan kaki. Kalau bersepeda, pas.
Sementara tukang sepeda itu sedang memasang ban, saya minta pamit untuk mengambil uang di ATM yang berada di seberang jalan. Tidak sampai 7,5 menit saya kembali ternyata bannya sudah selesai diganti. Cepat sekali.
Wajar saja, buka bautnya saja pakai motor hidrolik. Sreeet! Sreeet! Dua baut pengikat ban depan sepeda saya terbuka dan jatuh ke lantai yang sudah hitam itu. Pantas cepat.
No comments:
Post a Comment