Sunday, January 15, 2017

Erornya Aplikasi Arah Kiblat Ponsel di Depan Kakbah

Ada yang mempermasalahkan keakuratan aplikasi arah kiblat di ponsel pintar. Masalahnya timbul setelah ada yang menguji keakuratannya di depan Kakbah, dimana saat itu terlihat arah kiblat yang ditunjukkan oleh aplikasi tersebut malah tertuju ke arah lain, bukan ke arah Kakbah. Padahal Kakbah sekarang jelas ada di depan mata, tapi malah aplikasi itu tidak menunjuk ke situ.

Ini, sebenarnya, yang salah bukan ponsel dan bukan pula aplikasinya. Yang salah adalah penggunanya yang tidak memahami proses perhitungan arah kiblat, sehingga pada gilirannya, tidak tahu dimana aplikasi itu bisa digunakan.

Baiklah, untuk itu, kita bercerita sedikit tentang hal aplikasi arah kiblat ini.

Yang paling penting diperhatikan ketika memilih aplikasi arah kiblat adalah metode penginputan data lokasi yang digunakan oleh aplikasi tersebut, apakah dengan basis GPS atau koordinat sampel.

Di sejumlah aplikasi arah kiblat yang saya temui dan pakai sekarang, data lokasi yang menjadi input arah kiblat dalam aplikasi biasanya adalah data koordinat sampel dari sebuah daerah. Jangan bingung dulu, saya beri contoh. Misalnya begini, untuk kota Lhokseumawe, koordinat sampel yang diambil adalah koordinat masjid Islamic Center yang ada di pusat kota itu. Untuk menghitung arah kiblat kota Lhokseumawe dan sekitarnya dalam aplikasi ponsel, maka koordinat sampel inilah yang diambil. Bukan koordinat dimana Anda berada. Atau lebih detail lagi, bukan koordinat dimana ponsel Anda sekarang berada.

Dulu, ketika dunia teknologi belum seaduhai sekarang, ulama-ulama hisab falak kami di Aceh mengambil koordinat lokasi kantor pos sebagai input untuk menghitung waktu salat dan arah kiblat di dalam sebuah kota. Misalnya, untuk daerah-daerah di rayon Lhoksukon (Aceh Utara) dan sekitarnya, termasuk kota kelahiran saya, Blangjruen, maka koordinat kantor pos Lhoksukonlah yang diambil sebagai koordinat sampel. Kenapa koordinat kantor pos? Karena dulu satu-satunya tempat yang paling penting dalam hal komunikasi jarak-jauh adalah kantor pos. Sehingga kantor pos memiliki data yang lengkap, termasuk koordinat tempatnya. Dulu, GPS masih merupakan barang ajaib. Tidak seperti sekarang yang sudah tersedia di ponsel-ponsel pintar, sekalipun banyak juga yang tidak menyadari fungsinya.

Kembali ke aplikasi arah kiblat ponsel. Aplikasi yang banyak beredar itu rata-rata mengambil koordinat sampel sebuah kota sebagai input dalam kalkulasi arah kiblatnya. Misalnya, Anda sedang berada di sebuah warung rujak di Banda Aceh, mau salat tapi tidak mengetahui arah kiblat, maka ponsellah sebagai solusinya, membuka aplikasi arah kiblat. Aplikasi kemudian mendeteksi lokasi Anda, maka tertulislah "Banda Aceh" lengkap dengan penunjuk arah kiblatnya. Nah, yang perlu diketahui di sini adalah, koordinat yang masuk ke ponsel itu bukan koordinat warung rujak dimana Anda berada. Tapi itu adalah koordinat Banda Aceh. Yang bisa jadi itu adalah koordinat Masjid Raya Baiturrahman, atau kantor gubernur, atau koordinat titik tengah kota Banda Aceh, atau koordinat lokasi BTS dimana sinyal ponsel Anda disiarkan.

Loh, kalau begitu aplikasi itu tidak benar hasilnya? Karena tidak mengambil lokasi tempat kita berada untuk input perhitungan kiblatnya? Itu tergantung, Tolan. Kalau Anda berada di Indonesia yang rata-rata berjarak 6500 kilometer dari Kakbah, sistem pengambilan koordinat sampel itu sudah cukup akurat untuk hanya menghitung arah kiblat. Tapi kalau aplikasi itu Anda bawa ke depan Kakbah, itu akan eror hasilnya.

Paham, tidak, kenapa eror hasilnya kalau di dekat Kakbah? Begini, misalnya Anda sekarang sedang berada di sebelah barat Kakbah, persis di depan Kakbah, sedang salat di sana, atau sedang tawaf. Pada posisi ini, berarti arah kiblat Anda sekarang adalah ke timur. Anda mengeluarkan ponsel, untuk menyelidiki aplikasi arah kiblat, kemudian menghidupkan data selulernya. Kebetulan, BTS yang mengeluarkan sinyal untuk ponsel Anda berada di sebelah timur Kakbah. Maka lokasi BTS itulah yang diambil sebagai input untuk menghitung arah kiblat di ponsel Anda waktu itu. Bisa dibayangkan, 'kan? Otomatis arah kiblat yang ditunjuk oleh aplikasi ponsel Anda adalah ke barat. Padahal, Kakbah sedang menjulang tinggi di sebelah timur Anda, namun aplikasi malah menunjuk sebaliknya, ke barat.

Jadi, arah kiblat yang ditunjuk oleh ponsel Anda adalah arah kiblat jika Anda berdiri di posisi BTS itu. Jika itu terjadi, cara cerdas yang harus Anda lakukan adalah, terus saja mengitari Kakbah sambil melihat arah jarum kiblat pada ponsel. Jika jarum kiblat ponsel sudah betul-betul mengarah ke Kakbah, berhentilah, karena Anda sekarang sedang berada pada garis hubung antara BTS dan Kakbah. Pada posisi ini, kalau tidak terhalang bangunan, Anda akan bisa melihat BTS itu jika Anda melihat lurus kebelakang.

***

Sekali lagi, aplikasi yang menggunakan koordinat sampel sebuah kota itu sudah cukup akurat untuk digunakan di negara-negara yang cukup jauh dengan Kakbah, seumpama kita di Indonesia. Karena kemana pun kita bergeser di dalam sebuah kota, arah kiblat itu tidak berubah secara signifikan. Untuk Aceh, azimut kiblat sekitar 292 derajat (Utara-Timur-Selatan-Barat). Itu mau kita berada di warung rujak, warung kopi, kamar tidur, maupun dimana saja di Aceh ini, arah kiblatnya tetap sama, yaitu 292 derajat. Tapi kalau di depan Kakbah, tidak bisa. Anda bergeser ke kiri Kakbah sedikit, arah kiblat langsung menyerong ke kanan. Begitu juga sebaliknya, jika bergeser ke kanan sedikit, arah kiblat akan menyerong ke kiri.

Itulah sebabnya saf di sekitar Kakbah harus bulat. Kalau di tempat kita, ya, bisa lurus saja. Kalau safnya lengkung justru salah, karena yang akan dihadap malah bukan ke Kakbah, melainkan ke sebuah titik yang ada di depan jamaah. Akan jelas salahnya, kalau lengkungan saf sampai setengah lingkaran, maka jamaah yang berada di paling ujung kiri-kanan saf akan saling berhadap-hadapan. Aneh, kan? Mana Kakbahnya? Oleh karena itu, saf di daerah kita cukup lurus saja.

***

Nah, yang terakhir, penutup. Jika Anda ingin tetap melihat jarum aplikasi arah kiblat di ponsel tetap menunjuk ke arah Kakbah, sekalipun Anda sedang berada di dekat Kakbah (tapi jangan dekat-dekat sekali juga), Anda saya rekomendasikan menggunakan aplikasi arah kiblat yang menggunakan input lokasi dari GPS, bukan hanya koordinat sampel. Sehingga koordinat lokasi yang menjadi input aplikasi adalah benar-benar koordinat di mana ponsel Anda berada. Ini saya jamin aman. Anda bisa bawa aplikasi ini sambil mengelilingi Kakbah, dan lihat jarumnya akan tetap menunjuk ke Kakbah.

Pertanyaannya, apakah ada aplikasi arah kiblat seperti ini? Seharusnya ada, sekalipun secara praktis, sulit digunakan, karena kita harus keluar rumah. Ponsel kita harus terbuka ke langit untuk menangkap sinyal satelit GPS. Untuk negara sejauh Indonesia dari Kakbah, aplikasi semacam itu sungguh tidak perlu. Mengingat aplikasi arah kiblat dengan koordinat sampel sudah lebih dari cukup.

Satu lagi yang harus saya sampaikan adalah, sensor kompas yang ada pada ponsel pintar itu sangat reaktif terhadap benda-benda seumpama besi dan alat-alat elektronik lain. Saya melihat perubahan besar arah jarum kompas ketika ia saya dekatkan dengan komputer. Jadi, saat menggunakan aplikasi arah kiblat, jauhkan ponsel dari barang-barang itu. Usahakan juga ponsel dipegang saja di tangan sambil agak menganjurkannya ke depan. Jangan taruh ponsel di lantai atau di atas meja.

No comments:

Post a Comment