Di bandara Kuala Lumpur (KLIA2), Selasa lalu, 17 Januari 2017, saya makan nasi briyani di ruang transit. Di daftar menu salah satunya tertulis "briyani rice addon", artinya, nasi briyani tok untuk nasi tambah.
Aku memesan "Chicken Briyani" (nasi briyani berlauk ayam). Saya makan, ternyata enak. Saya mau nambah. Ingin memesan nasi doang, briyani rice addon, harganya tiga ringgit. Tak mahal sama sekali.
Tapi begitu saya sampai di kasir, alih-alih dikasih nasi yang saya minta, saya malah dikabari bahwa membeli nasi tambah harus bareng dengan paket utamanya.
Membeli nasi tambah terpisah tidak dibenarkan. Sistem tak bisa melakukan transaksi, begitu kata kasir India itu. Putus asa, akhirnya saya tak jadi menambah nasi.
Aneh, sistem dibuat untuk melayani manusia malah tidak manusiawi. Bagaimana kita tahu akan mau menambah nasi, padahal makan saja belum? Jika membeli nasi langsung plus nasi tambah, bagaimana nanti jika rasanya ternyata seperti walang sangit? Mau dibawa kemana nasi tambah itu? Ke hatimu? Aneh!
No comments:
Post a Comment