Di pasar Blangjruen, bahkan pecahan seribu rupiah pun sudah mulai sulit dibelanjakan. Seolah-olah barang-barang yang ada baik di pasar bumbu, sayur, maupun ikan hanya bisa dijual dalam harga kelipatan dua ribu rupiah. Paling rendah, kalau bukan dua ribu, maka empat ribu. Tidak ada istilah seribu atau tiga ribu rupiah.
Rabu lalu, 25 Januari 2017, saya membeli buah tekokak di pasar sayur Blangjruen, untuk pelengkap sayur kuah "pliek". Kuah sayur khas Aceh. Sesuai pesanan istri, saya harus membelinya tiga ribu rupiah. Dan segitulah saya membelinya.
Ketika saya bayar dengan dua lembar pecahan dua ribu rupiah, tukang sayur kebetulan sedang tidak punya pecahan seribu rupiah. Maka, untuk keperluan uang kembalian kepada saya, ia minta tolong uang pecah seribuan pada tetangga jualannya.
Tapi sayang, bukannya bantuan uang pecah yang diperoleh, yang didapatkannya justru ejekan, "Peng bicah siribee? Hana kumeukat boh jambee kleng ilong - Apa, pecahan seribu? Saya ini tidak sedang menjual buah jambu keling."
Kalimat sarkastis itu bermaksud bahwa di pasar Blangjruen tidak layak lagi memainkan harga barang di pecahan seribuan, apalagi ke bawahnya. Hanya jambu keling saja yang layak dijual dalam kelipatan seribu, karena buah ini adalah makanannya anak-anak yang sering dijajakan di pintu-pintu gerbang sekolah dasar.
Mendengar kalimat yang tak mengenakkan itu, saya langsung mengambil sikap agar tekokak yang tadinya seharga tigaa ribu, saya suruh tambahkan jumlahnya menjadi empat ribu saja. Maka masalah saya dengan tukang-tukang sayur yang sombong itu, tuntas.
Ini bukan kali pertama saya mendengar kalimat serupa dari pedagang di pasar Blangjruen. Malah dulu kalimat itu dilontarkan dengan nada ketus. Yang terakhir, pada hari Rabu lalu, masih mending karena masih diselingi tawa setelah mengucapkan kalimat itu.
__________
Hasyiah:
Tekokak dalam bahasa Aceh dikenal dengan nama "boh cawieng". Dalam bahasa ilmiah disebut dengan "Solanum Torvum".
Jambu keling disebut juga jamblang. Dalam bahasa ilmiah disebut dengan "Eugenia Cumini".
"Pliek" adalah kelapa yang telah dibusukkan kemudian dijemur untuk diperas minyaknya. Namun, jika pliek diniatkan untuk bumbu kuah pliek, biasanya ia tidak terlalu diperas minyaknya.
Hasyiah:
Tekokak dalam bahasa Aceh dikenal dengan nama "boh cawieng". Dalam bahasa ilmiah disebut dengan "Solanum Torvum".
Jambu keling disebut juga jamblang. Dalam bahasa ilmiah disebut dengan "Eugenia Cumini".
"Pliek" adalah kelapa yang telah dibusukkan kemudian dijemur untuk diperas minyaknya. Namun, jika pliek diniatkan untuk bumbu kuah pliek, biasanya ia tidak terlalu diperas minyaknya.
No comments:
Post a Comment