Friday, May 22, 2015

Musim Hujan Di Taiwan

Hari ini, Jumat 22 Mei 2015, kota Kaohsiung diguyur hujan lebat. Kayaknya ini adalah hujan paling lebat setelah Taiwan didera kemarau panjang dalam beberapa bulan terakhir. Alhamdulillah, mimpi buruk pembatasan suplai air pun hilang.

Namun, kesedihan juga muncul bagi saya karena tidak bisa pergi ke masjid untuk shalat Jumat hari ini. Saya biasanya pergi ke masjid dengan sepeda yang memakan waktu selama 20 menit.

Berbicara tentang musim hujan di Taiwan tentu berbeda dengan Indonesia. Jika musim hujan di Indonesia terjadi sekitar akhir tahun, maka di Taiwan terjadi di sekitar pertengahan tahun, biasanya dari bulan Mei sampai Oktober.

Uniknya lagi, musim hujan di Taiwan terjadi pada saat musim panas, yaitu ketika matahari sedang berada di belahan bumi bagian utara. Hal ini berbeda dengan Indonesia yang musim hujan identik dengan dingin.

Kalau di Taiwan, di musim hujan kita tetap harus menghidupkan AC atau kipas. Hujan tidak bisa menurunkan suhu kamar secara drastis. Tetap saja panas walaupun tidak sepanas ketika cuaca cerah.

Puncak panas di Taiwan akan terjadi pada bulan Juli. Pada bulan tersebut, tepatnya tanggal 7, matahari akan melintas di atas kepala warga Kaohsiung untuk kedua kalinya setelah bulan Juni.

Pada saat itu biasanya orang Taiwan akan melakukan budaya mendirikan telur ayam di tanah. Katanya telur ayam akan mudah berdiri pada saat matahari tepat di atas kepala. Ini mungkin berangkat dari teori bahwa matahari memiliki gaya tarik yang akan menarik segala sesuatu ke arahnya.

Ketika matahari tepat di atas kepala maka semua benda akan tertarik tepat ke atas yang mengakibatkan telur akan mudah didirikan di atas tanah pada waktu tersebut.

Pengaruh gaya tarik matahari memang ada, tapi apakah berpengaruh secara signifikan sehingga telur mudah berdiri pada waktu itu? Saya sendiri belum begitu tahu.

No comments:

Post a Comment