Kirain bakal tuntas sehari, ternyata saya harus bolak-balik beberapa kali untuk menambal 5 gigi saya yang berlubang. Tiga di antaranya hanya berupa lubang kecil, sisanya adalah lubang yang sudah ditutupi secara tidak permanen ketika proses pengkawatan gigi dulu di Indonesia.
Sesuai janji minggu yang lalu, saya tadi mengunjungi dokter gigi di belakang kampus untuk proses penambalan. Hanya satu lubang kecil yang bisa ditambal secara permanen dan satu lagi masih dievaluasi dulu dengan tutupan sementara.
"Tidak bisa langsung permanen karena lubangnya lumayan dalam," kata dokter itu. "Bila nanti gigi ini sakit karena sumpalan ini, berarti harus diobati dulu dan bulan depan baru bisa dipermanenkan," lanjutnya.
Minggu depan saya harus ke dokter ini lagi untuk menindaklanjuti gigi yang lainnya. Mumpung masih di Taiwan dan punya asuransi, lebih baik memang selalu mengecek kesehatan di Taiwan. Lebih-lebih gigi, di Indonesia lumayan mahal biaya ke dokter gigi.
Awalnya saya tidak tahu kalau gigi saya sebenarnya sudah mempunyai beberapa lubang kecil dan harus cepat diatasi sebelum parah. Namun setelah melakukan pembersihan karang gigi minggu yang lalu, dokter menunjukkan beberapa lubang pada gigi saya, termasuk yang sudah ditambal sementara itu.
Sekarang paling tidak saya harus berkunjung ke dokter gigi ini sebanyak 3 kali lagi. Memang saya lihat dokter itu tidak mau mengambil semua tindakan dalam sekali berkunjung. Padahal tindakan bisa diambil untuk semua lubang gigi saya, termasuk yang harus dievaluasi dulu dengan tambalan sementara.
Tidak tahu apakah ini alasan ekonomis atau alasan medis, karena makin sering berkunjung pasti klem asuransi akan semakin besar. Saya juga harus mengeluarkan biaya lebih karena sekali kunjungan harus membayar 100 NT (+- Rp40.000). Tapi entah lah, mudah-mudahan hanya alasan medis saja.
No comments:
Post a Comment