Wednesday, June 10, 2015

Celotehan Di Musim Panas Taiwan

Sepertinya hari ini adalah hari yang paling panas selama dua tahun aku berada di Taiwan. Benar tidak, ya? Atau ini hanya perasaan saya saja yang jarang keluar? Tidak tahu juga, sih. Namun paling tidak begitulah yang aku rasakan hari ini ketika tadi siang saya keluar lab untuk membeli makan siang.

Hawa panas langsung terasa begitu saya membuka pintu lab yang ber-AC ini. Padahal itu belum terkena sinar matahari langsung, karena lab saya berada di ruang bawah tanah. Tapi uap panas ternyata tak mengenal di mana pun aku berada.

Di luar sana matahari begitu terik, hanya sedikit arakan awan kecil di langit, tak mampu mendinginkan punggung kota Kaohsiung yang memang dikenal sebagai kota yang paling panas di Taiwan.

Saya lapar. Saya berjalan menerobos sinaran matahari yang menyalai itu menuju parkiran sepeda. Sesekali saya menyembunyikan tangan di balik badan karena perih. Keluar ruangan lab yang ber-AC memang sebuah pilihan yang tidak menyenangkan di musim panas seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, lapar sudah begitu mengorek perut. Pun tak ada seseorang yang diharapkan untuk mengantar makan siang.

Sampai di depan kampus, saya melihat memang pemotor tidak begitu ramai. Agak sepi-sepi begitu. Ini mungkin sebagian dari mereka mengurungkan niatnya untuk mutar-mutar di luar. Memang di musim panas begini jika sering bermain di luar pasti akan menurunkan derajat kegantengan.

Saya sendiri mengalaminya. Kalau saya pulang liburan musim dingin istri dan ibu saya mesti bilang bahwa saya tambah ganteng. Sebaliknya, kalau pulang liburan musim panas, bisa dibayangkan. Kulit saya bisa lebih hitam daripada ketika saya di Indonesia. Tapi tak mengapalah, dua minggu lagi saya sudah pulang, di saat Taiwan lagi panas-panasnya.

Bagi rekan-rekan yang ingin berlibur ke Taiwan dari bulan Juni sampai Agustus, kayaknya berpikir dua setengah kali lah. Kasihanilah kulitmu, Taiwan sedang panas sekali. Aku saja ingin kabur kalau Taiwan lagi musim panas. Padahal aku sangat cinta Taiwan (minimal selama ada beasiswa).

Taiwan itu paling enak dikunjungi pada saat musim dingin, sekitar bulan Januari sampai Pebruari. Dalam dua bulan ini Taiwan lagi dingin-dinginnya. Namun demikian jangan cemas bakal kedinginan, karena dinginnya Taiwan masih sanggup diatasi hanya dengan jaket biasa. Jadi, tidak begitu menyusahkan.

Depan kampus NKUAS Kaohsiung, terlihat sejuk di foto tapi sebenarnya panas sekali

Bersantai sambil membaca jurnal dengan AC gratis, hanya di lab. Kalau di asrama harus bayar

No comments:

Post a Comment