Ketika mau saya hidupkan ternyata regulatornya pada posisi putaran maksimum, tapi kipasnya mati. Berarti kapas ini sudah rusak, kataku dalam hati.
Saya langsung memberitahu kepala lantai yang kebetulan baru pulang dan sedang berjalan di koridor menuju ke kamarnya.
Saya kabarkan kalau kipas yang satunya sudah rusak. Dia mengiyakan dan akan melaporkan ke petugas. Cuma sampai di situ saja percakapan kami dan kami pun masuk ke kamar masing-masing.
Saat itu saya masih berpikir paling besok baru diganti kipasnya. Namun sekitar lima menit saya duduk di kamar tiba-tiba ada yang mengedor pintu. Saya persilakan masuk saja karena pintu tidak aku kunci.
Begitu pintu terbuka ternyata yang datang adalah petugas kipas. Dia membawakan kibas baru, tangga, dan obeng. Dan, kipas langsung digantinya.
Cepat sekali prosesnya. Saya baru tahu kalau asrama ternyata selalu mempunyai cadangan kipas. Jadi kalau rusak langsung diganti saja dengan yang baru segera setelah kita melapor.
Apalagi Taiwan sekarang sedang musim panas, yang berlangsung dari bulan Juni sampai Oktober nanti. Dua kipas yang terpasang di loteng selalu hidup pada kecepatan maksimum. Saya yakin banyak kipas yang rusak pada musim panas, karena memang kerja keras terus.
Kipas adalah salah satu alternatif pendingin gratis yang disediakan oleh asrama. Walaupun AC tetap ada, namun hanya pada waktu tertentu saja kami hidupkan karena harus bayar.
Menurut teman, kira-kira harga pulsa AC sebesar 5 NT per jam pada suhu 24 derjara celcius. Biasanya kami menyalakan AC selama 6 jam per hari, dari jam 12 malam sampai jam 6 pagi (waktunya tidur). Jadi sekitar 30 NT per hari.
Itu pada suhu 24 derajat. Tapi kami selalu menyetel AC pada suhu 27 derajat. Jadi lebih murah lagi. Suhu 27 derajat sudah cukup untuk tidur, tidak panas namun tidak juga dingin.
![]() |
Petugas asrama sedang menggantikan kipas angin |
No comments:
Post a Comment