Semula saya berpikir itu adalah sebuah ritual keagamaan yang dilakukan oleh penghuni kamar itu. Namun setelah saya bertanya ke anak Taiwan yang lewat, katanya itu hanya untuk memeram saja, biar cepat masak. "waiting for yellow," kata pemuda itu. Maksudnya mungkin menunggu sampai pisang menguning yang artinya masak.
Saya melihat pisang itu diletakkan di dekat kondensor AC. Mungkin dia mengharapkan panas dari kalor buangan dapat memasakkan pisang lebih cepat. Ini mungkin cara modern untuk memeram pisang ala anak asrama, yang cepat walaupun kadang tak tepat.
Berbicara tentang peram pisang kadang menarik juga, mengempos adalah salah satu cara yang sering dilakukan di kampung saya, yaitu dengan cara meniupkan asap ke lubang yang berisi pisang.
Dalam lubang, biasanya pisang juga dicampur dengan daun belimbing wuluh. Proses itu sudah turun-temurun dilakukan. Saya sendiri belum tahu juga apa efek asap dan daun belimbing dalam mempercepat pemasakan itu.
Lebih unik lagi, pemeraman dilakukan dengan bantuan karbit. Saya yakin ini tidak baik untuk kesehatan, tapi karena sudah dilakukan terus-terusan dan yang makan pun tidak melaporkan keluhan apa-apa, maka cara ini dianggap aman-aman saja.
Ada juga yang lebih parah, ini saya lihat ketika saya masih kecil, kadang-kadang asap yang digunakan untuk mengemposi pisang diambil dari asap obat nyamuk. Saya masih ingat merek obat nyamuk itu, mereknya mosfly. Saya tak tahu apakah merek itu masih ada sekarang.
![]() |
Pemeraman pisang uli di asrama NKUAS |
No comments:
Post a Comment