Thursday, May 7, 2015

Ke Pasar Tradisional Taiwan (Lagi)

Ternyata kulit babi itu mirip banget sama kulit manusia. Walaupun tidak menyentuhnya, saya bisa melihat potongan kontur kulit serta pori-porinya. Babi yang saya lihat itu adalah babi potong yang ada di pasar tradisional yang letaknya tidak jauh dari kampus saya, NKUAS Kaohsiung.

Ke pasar itu sebenarnya saya bukan mau melihat babi, tapi hendak membeli pisang kepok yang enak dimakan kalau direbus itu. Kangen kampung mengakibatkan timbul selera yang aneh-aneh. Namun saya tidak menemukannya. Yang ada hanya pisang biasa yang hanya cocok dimakan langsung.

Yang namanya pasar tradisional tentu tidak ada bedanya dengan pasar kita di Indonesia. Tidak terlalu bersih dan tidak juga terlalu kotor. Pedagangnya kadang juga suka jengkel kalau kita sudah tanya-tanya kemudian tak jadi beli.

Harga barang-barang juga tidak berstandar, artinya tidak ada tulisan harga yang tercantum di barang dagangan. Sehingga harga masih bisa dipermainkan.

Sebaiknya memang sebelum belanja ke pasar tradisional harus cek harga dulu di tempat lain, atau minimal tanya sama teman yang sudah pengalaman, atau malah lihat saja harga di supermarket.

Belanja ke pasar tradisional selain ingin mendapatkan barang unik yang tidak tersedia di supermarket, kita juga ingin agar harganya bisa lebih murah. Tetapi kalau tidak tahu harga pasaran sama saja bohong. Kadang-kadang di pasar tradisional malah lebih mahal jadinya.

Silakan lihat video berikut ini yang saya rekam tadi pagi ketika mutar-mutar di pasar itu.
Video pasar tradisional Kaohsiung, Taiwan

No comments:

Post a Comment