Sunday, May 24, 2015

Payung Dan Musim Hujan Di Taiwan

Mungkin saya termasuk yang paling telat membeli payung di antara teman lain. Sudah dua tahun saya di Taiwan tapi baru kali ini saya membeli payung.

Itu artinya selama dua tahun terakhir di Taiwan kayaknya baru kali ini saya melihat hujan yang tidak berhenti selama tiga hari berturut-turut. Kalau berhenti pun tetap masih ada rintik kecil dengan mendung yang sangat. Akhirnya saya terpaksa membeli payung.

Payung yang saya beli itu tergolong murah untuk standar Taiwan, harga 97 NT (sekitar 38 ribu rupiah). Di Indonesia saya tidak tahu apakah payung seharga 38 ribu rupiah tergolong bagus atau jelek, atau sedang (tak bagus tapi tak juga jelek).

Tapi yang jelas di Taiwan payung dengan harga 97 NT itu termasuk payung murah dan kurang kuat. Payung yang lumayan layak pakai di Taiwan berharga minimal sekitar 200 NT. Setara dengan dua buah payung saya. Jadi wajarlah lebih bagus, selisihnya jauh sekali.

Tadi saya membeli saja payung di minimarket dekat kampus tanpa mengetahui harga standar payung di Taiwan. Tapi begitu melihat payung teman di lab, saya baru sadar bahwa payung saya ternyata murah dan kurang kuat.

Tadi saja, begitu saya pakai pertama (berpayung sambil bersepada) payung terlipat ke belakang karena terhembus angin. Tapi untung saja tidak rusak karena payung itu, walaupun murah, bermekanisme penutup lipat. Artinya ketika kita menutup, tulang payung akan terlipat ke atas mulai dari tengah tulangnya. Saya rasa Anda paham maksud saya ini.

Dengan mekanisme itu, payung jika terhembus dan terlipat ke belakang tidak akan mematahkan atau membengkokkan tulangnya, tinggal tutup saja dan buka lagi maka payung akan kembali seperti sedia kala.

Di Taiwan memang langganan taifun ketika musim hujan. Maka ketika membeli payung minimal harus memikirkan kemungkinan penggunaannya di saat taifun.

Saya dan payung berlatarkan lapangan rumput NKUAS di saat hujan

No comments:

Post a Comment