Wednesday, December 16, 2015

Bingung Memilih Ukuran Kaus Kaki. Gelagat Saat Musim Dingin Di Taiwan

Malam ini benar-benar dingin di Kaohsiung. Untuk kondisi tubuh saya, saya sudah harus mengenakan kaus kaki, baik ketika sedang belajar maupun tidur. Yang paling berpengaruh adalah ketika tidur, saat kaki saya tersingkap saya pasti akan terbangun.

Sebab pengalaman buruk semalam, malam ini saya menerobos angin dingin Kaohsiung menuju ke minimarket yang tak begitu jauh dari kampus saya. 9x9 nama minimarket itu. Saya mau membeli kaus kaki yang agak tebal yang khusus akan saya gunakan ketika tidur.

Sesampai di sana saya bingung ukuran apa yang harus saya beli. Karena tentu berbeda dengan membeli sepatu yang bisa dicoba dulu, kaus kaki kan tidak? Ukuran yang tertera di kaus kaki yang bergelantungan di toko itu semua dalam satuan centimeter, berbeda dengan standar ukuran sepatu. Terlihat ukurannya dibuat dalam rentang tertentu, misalnya 24-26 cm dan 26-99 cm.

Saat itulah saya baru sadar, ternyata selama ini saya membeli kaus kaki dengan ukuran asal-asalan saja. Saya lebih suka bertanya ke penjual daripada mencari informasi tentang ukuran dari kaki saya. Jika penjual menyatakan pas, maka saya pun membelinya.

Namun, malam ini toko yang saya kunjungi itu benar-benar sibuk. Semua pelayan hampir tak sempat melayani pertanyaan pelanggan saking ramainya. Rata-rata pembeli sedang memburu pernak-pernik Natal.

Akhirnya saya langsung berselancar di internet untuk mencari informasi tentang standar ukuran kaus kaki. Saya menemukannya, sebuah tabel ukuran kaus kaki yang dikeluarkan oleh produsen kaus kaki bridgedale. Tabelnya sebagai berikut:
Ukuran kaus kaki dalam beberapa standar pengukuran. Sumber
Dari tabel itu, jika saya bandingkan dengan sepatu saya yang berukuran 40 (lihat standar pengukuran Europe dalam gambar di atas), maka saya harus memilih ukuran 24.5-27 cm. Namun, karena kaus kaki yang tersedia di situ hanya dua ukuran, maka saya pilih ukuran 26-29 cm.

Jadi, malam ini saya bisa tidur nyenyak, karena kaki saya sudah terlindungi dari kedinginan. Semalam saya belum punya kaus kaki. Begitu kaki tersingkap, saya langsung terbangun karena begitu dingin sekitar sepertiga malam terakhir.

Sebenarnya saya punya kaus kaki, tetapi cuma satu. Dan saya pakai untuk sepatu Adidas saya yang satu-satunya itu. Dia tidak cocok digunakan untuk tidur karena kakinya terlalu pendek. Namun, yang barusan saya beli ini kakinya lumayan panjang.

Di Taiwan saya jarang memakai sepatu walaupun masuk kelas. Ini karena mengikuti kebiasaan mahasiswa Taiwan yang jarang sekali pakai sepatu, kecuali dalam acaranya sangat resmi. Saya jadi ikut-ikutan, mengingat saya juga malas pakai sepatu.

No comments:

Post a Comment