Monday, January 25, 2016

Membeli Ikan Di TPI Lampulo, Banda Aceh

Setidaknya sudah dua kali aku membeli ikan di tempat pendaratan ikan (TPI) Lampulo, Banda Aceh. Sebelumnya aku sering membeli ikan di pasar-pasar kecil di sekitar rumah kos, Lambaro Skep.

Jika aku bandingkan harganya, membeli ikan di TPI Lampulo jauh lebih murah. Di samping tempatnya juga tak jauh dari Simpang Lambaro Skep di Jalan Syiah Kuala, di mana rumah kosku berada.

Kemarin adalah kali kedua aku membeli ikan di situ. Dengan uang 20 ribu, aku sudah bisa membawa pulang tujuh ekor ikan jeureubok (sejenis ikan tongkol, tapi berbadan bulat) yang cukup untuk tiga hari makan.

Sebenarnya tempat ini adalah untuk melayani penjualan ikan dalam jumlah besar. Namun, untuk memenuhi permintaan pengunjung, ada beberapa lapak ikan kecil yang akan menjualnya secara eceran kepada pengunjung untuk konsumsi keluarga. Lapak-lapak ini tersebar di luar gedung utama TPI. Mereka menumpuk-numpuk ikan dengan harga tertentu, antara 10 sampai 20 ribu Rupiah.

Dari pengamatan saya, ikan yang dijual eceran ini dicampur dengan ikan yang lecet-lecet akibat terjepit pada saat proses penangkapan atau pendaratan. Tapi bukan busuk. Ikannya masih bagus.

"Ini kok ada yang sudah rusak, Bang?" aku menekan-nekan salah satu ikan dalam tumpukan yang mau aku beli dengan ujung jari telunjukku.

"Ini karena terjepit, Bang, ikannya masih bagus, kok," penjual ikan itu membuka insang ikan dan menunjukkan warnanya kepadaku untuk meyakinkanku bahwa ikannya masih bagus, tidak busuk.

Tanpa melihat insang itu pun sebenarnya aku sudah percaya. Sudah jadi kebiasaanku, dalam membeli barang-barang kecil, aku lebih suka langsung percaya kepada penjual pada kali pertama aku membelinya. Jika memang dia menipu, maka selanjutnya saya tak akan membeli lagi padanya.

Beruntung, sampai di rumah setelah istriku memasaknya, memang ikannya masih bagus dan kokoh. Aku menduga mereka sengaja mencampur ikan bagus dengan yang lecet agar bisa menjualnya dengan harga murah. 

Ikan yang lacet tentu tak akan laku bagi pembeli partai besar yang nantinya mereka jual lagi kepada pembeli terakhir. Di samping, ikan yang rusak juga akan cepat membusuk. Oleh karena itu, mereka menjual ikan lecet itu dengan cara mencampurnya dengan ikan yang bagus serta memasang harga murah. 

Namun, bukan berarti kita tidak bisa membeli ikan yang masih mulus semua di TPI ini. Jelas bisa, tentunya dengan merogoh kocek lebih dalam lagi jika menginginkan ikan tanpa campuran yang lecet. Kita bisa masuk ke dalam gedung utama dan membelinya dalam jumlah minimal 1 kilogram. Ikannya bisa kita pilih sendiri. Beda dengan penjual enceran di luar, di sana kita hanya boleh memilih tumpukan mana yang mau kita beli, tapi tak boleh memilih-milih ikan yamg bagus karena memang sengaja mereka campur.

Yang namanya TPI tentu tak banyak jenis ikan yang bisa kita beli di sini. Tak sama dengan pasar yang segala jenis ikan tersedia. Jenis ikan di sini tergantung dari hasil tangkapan dari kapal-kapal yang mendaratkan hasil melautnya di TPI. Paling empat atau lima jenis ikan saja.

Namun, nuansa alam di mana kita dapat melihat sendiri ikan diturunkan dari kapal-kapal, memberi kepuasan tersendiri ketika membelinya. Di samping itu, jalan menuju ke TPI ini sudah dibuat sedemikian bagusnya. Pohon cemara sudah mulai ditanam di kiri dan kanan jalan. Jika pohon ini besar nantinya, aku yakin lokasi TPI ini akan menjadi sasaran pengunjung untuk berlibur.

Ada dua jalur jalan menuju ke TPI ini. Melalui kampung Lampulo dan melalui jalan baru yang tembus ke jalan Syiah Kuala. Kedua jalan masuk ini ditandai dengan gapura. Gapura masuk jalan baru ini terlihat jelas dari jauh setelah beberapa saat kita melewati simpang Lambaro Skep.

Di kedua gapura ini biasanya akan ada pengutipan sebesar seribu Rupiah untuk sepeda motor. Mungkin untuk mobil bisa lebih dari itu. Bisa saja ini sebagai biaya parkir. Di luar pagar TPI ada area parkir yang cukup luas yang muat untuk banyak mobil.

Di Depan TPI ini juga sudah dibangun masjid. Dari cat dinding dan tanah halamannya, terlihat sekali bahwa bangunan ini masih terlihat baru dan sedang proses penyelesaian. Ada ekskavator jenis backhoe sedang bekerja merapikan tanah-tanah urukan di luar pagar TPI.

Gapura di jalan masuk TPI
Jalan masuk TPI
Halaman TPI
Gedung TPI di lihat dari pinggir laut tempat kapal melabuh
Hasil tangkapan
Ditulis pada 24 Januari 2016, sembari mengayun anak di buaian. Banda Aceh

No comments:

Post a Comment