Tuesday, January 12, 2016

Oleh-oleh Dari Taiwan itu Minyak Angin Cap Lang

Soal oleh-oleh dari Taiwan, ibuku punya permintaan yang unik. Ia tak minta macam-macam. Hanya minyak angin. Minyak angin Cap Lang dari Taiwan. Sekalipun produsennya bukan Taiwan, tapi diimpor dari Singapura.

Walaupun minyak angin merek ini sangat mudah kita dapatkan di Aceh, tapi ibu saya dapat merasakan perbedaan kekuatan minyak angin yang dari Taiwan ini. Di samping, memang, ukuran botol yang dari Taiwan ini lebih besar daripada yang banyak beredar di Aceh. Isinya 24 mililiter, lumayan besar untuk ukuran minyak angin.

Kata dia, sakit kepala langsung sembuh dengan sekali oles minyak yang berwarna hijau ini. Aku sebenarnya tak begitu percaya khasiatnya sampai sekontras itu dibandingkan dengan minyak angin hijau Cap Lang yang ada di Aceh.

Namun, setelah semua anggota keluarga mengakuinya, aku jadi kalah. Secara statistik saya kalah. Saya terpaksa menyuplai minyak angin Taiwan minimal 5 botol setiap enam bulan sekali yang saya bawa pulang pas liburan semester.

Unik, ya? Kakak iparku malah ingin memesan sampai lima botol sendiri dan dia rela membayarnya, karena dia sudah merasakan begitu mujarabnya minyak angin dari negeri Formosa ini.

Namun, aku tak menyanggupi untuk membawa pulang minyak angin terlalu banyak, karena aku tidak pernah membeli bagasi pesawat dengan alasan penghematan biaya. Ke dalam kabin, kita tahu bahwa penumpang tidak dibenarkan membawa cairan melebihi 100 mililiter. Akhirnya, aku tetap membawa pulang lima botol saja. Sama seperti biasanya.

Terkait kemanjuran minyak angin ini. Ibuku punya cerita. Suatu malam, ibuku pergi ke meunasah* untuk salat tarawih di bulan Ramadan tahun lalu. Tiba-tiba ada jamaah perempuan yang batuk karena tenggorokannya diserang gatal yang sangat. Setelah diolesi minyak angin Taiwan ini, kata ibuku, batuknya sirna bak dipindah saja. Hebat kan ibuku? Eh, minyak angin maksudku.

Awal perkenalan dengan minyak angin ini sebenarnya pada saat aku pulang liburan semester pertama dulu. Bagi rekan-rekan yang mengenalku pasti tahu bahwa aku selalu membawa minyak angin ke mana pun aku pergi. Saku jin-ku yang kecil di sebelah kanan itu, itu lah tempat menaruh minyak anginku.

Sebenarnya aku tidak suka minyak angin hijau ini. Saya tidak suka baunya. Begitu menyengat. Aku biasanya menggunakan Freshcare dan sebangsanya. Namun, setelah beberapa bulan di Taiwan, stok Freshcare yang kubawa dari Blangjruen pun habis.

Teman Vietnam memberikanku minyak angin Cap Lang yang hijau ini sebagai penggantinya. Tapi Minyak angin yang diberikan ini adalah produksi Vietnam, bukan produksi Singapura seperti yang kubeli sekarang.

Ketika aku pulang liburan, minyak angin Cap Lang Vietnam ini ikut kubawa pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah saya membelikan Freshcare dan minyak angin sumbangan teman Vietnam itu saya tinggalkan saja di rumah.

Ibu saya yang melihatnya langsung mengambil alih sebagai pengguna baru bagi minyak angin Vietnam yang sudah tinggal separuh itu. Dan, pada saat itu lah dia merasakan kehebatan dari minyak Cap Lang buatan Vietnam ini. Mulai saat itu, dia mulai memesan terus minyak angin ketika saya pulang liburan.

Tapi sayang, di Taiwan tak ada minyak angin hijau Cap Lang buatan Vietnam. Melainkan buatan Singapura yang diimpor ke Taiwan. Saya membeli saja, siapa tahu sama. Beruntung,  setelah mencobanya, ibuku bilang tetap bagus walaupun tidak sebagus produksi Vietnam. Khasiatnya masih tetap unggul jika dibandingkan dengan minyak angin yang dipakai selama ini.

Benarkah? Entah lah. Pokoknya, setiap pulang aku harus membawa oleh-oleh minyak angin hijau Cap Lang minimal lima botol. Barusan saya sudah membelinya di toko langganan saya. Yang punya apotek sampai hafal wajahku. Dia langsung tahu aku bakal beli minyak angin.

"Berapa botol," tanya nenek yang punya apotek segera setelah saya masuk dengan bahasa Mandarin yang cepat, tapi aku mengerti walaupun harus diulangnya sampai dua kali..

"Saya mau lima botol," jawabku.

"Mau pulang kampung kah?" tanyanya sambil membuka laci yang berisi minyak angin hijau.

"Iya, ini buat Ibu saya. Dia suka minyak angin ini," jawabku menjelaskan

"Iya, saya tahu," jawabnya menyatakan bahwa dia sudah tahu untuk siapa aku membeli minyak angin ini.

"Lima botol... 800 NTD," ujarnya menyatakan harga.

"OK," sahutku tanda setuju dan mengeluarkan duit 1000 NTD.

Cuma ini oleh-olehku dari Taiwan. Saya tak pernah membawa oleh-oleh selain itu. Makanan biasanya saya beli di Medan untuk mempermanis suasana saja ketika bertemu pertama di rumah dan kami makan bersama.

Soalnya, kalau aku pulang biasanya keluarga berkumpul semua di rumah ibu menantikanku pulang. Seperti pulangnya Samsul Bahri dari pendidikan dokternya dari Batavia melalui Teluk Bayur.

--------------------------------------------------
*Sebuah bangunan biasanya berbentuk panggung yang digunakan sebagai tempat salat dan musyawarah masyarakat di setiap desa di Aceh.
Minyak Angin Cap Lang produksi Singapura yang diimpor ke Taiwan

2 comments:

  1. ini beli dimana ya? di apotek tainan sudah tidak jual. ini seperti minyak kampak kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku beli di apotek biasa. Di Kaohsiung mudah mendapatkannya. Bukan minyak cap kampak. Ini minyak caplang. Di Indonesia kan juga ada

      Delete