Tuesday, February 23, 2016

Jebolnya Dompet Koinku Di Taiwan

Setidaknya sudah dua tahun dompet koin yang terbuat dari kain jaring dan berwarna kuning ini menampung uang logam saya selama di Taiwan. Tepatnya tadi malam, sisi sampingnya jebol dan uang koinku tumpah. Ini adalah dompet koin pertama selama saya di Taiwan. Aku masih ingat, dompet ini dibelikan teman dan saya menggantikan uangnya.

Terakhir, semalam waktu saya membeli jambu air di toko buah depan kampus, NKUAS, wujudnya masih baik-baik saja. Setiba di laboratorium, ketika mau melanjutkan belajar lagi, saya mengosongkan semua saku celana saya. Ini adalah kebiasaanku yang selalu mengosongkan saku ketika sudah duduk di meja belajar.

Barang-barang yang ada di saku celana saya keluarkan semua, termasuk dompet uang kertas di saku belakang dan dompet koin di saku depan. Semuanya saya taruh di meja belajar. Saat itu lah saya tahu ternyata dompet koin sudah bolong. Beberapa koin tumpah di saku celana. Sisanya yang masih di dompet tumpah di luar. "Duh, sudah bolong, harus segera beli yang baru," aku membatin sendiri sambil mengutip koin-koin yang berserakan di lantai.

Sampai saat ini saya belum tahu harus kubeli di mana dompet koin ini. mengingat dulu saya tidak membelinya sendiri, melainkan dibeli teman. Namun, nanti saat keluar makan siang saya harus mencarinya di sekitar kampus. Pasti ada.

Tanpa dompet koin ini, bagi saya, belanja di Taiwan serasa sulit. Di sini banyak uang koinnya. Setiap belanja apa saja, sekalipun kita pakai uang kertas, kembaliannya pasti ada dalam bentuk koin. Hal ini karena pecahan 50 NTD sudah dalam bentuk koin. Padahal 50 NTD masih cukup untuk sekali makan di warung vegetarian. Artinya, 50 NTD itu masih besar nilainya, tapi sudah dikoinkan. Maka itu lah sebabnya di Taiwan ini kita harus punya dua dompet: dompet uang kertas dan penampung koin.

Untuk dompet koin yang akan saya beli beberapa saat lagi, sepertinya saya akan memilih yang berwarna hitam saja. Tidak mau yang kuning lagi. Hal ini karena saya malas bersih-bersih. Seingat saya, dompet koin yang sudah almarhum ini, sepanjang hayatnya belum pernah tersentuh air. Makanya, warnanya sudah setengah hitam.

Istriku, ketika aku sedang berkemas di malam terakhir liburan di kampung beberapa hari lalu, waktu dia melihat dekilnya dompet ini dia sampai kaget. "Kotor sekali ! Ga pernah dicuci, ya?" pekiknya. Aku hanya tersenyum sembari memasukkan dompet legendaris ini ke tas ransel dan saya pun berangkat ke Taiwan.
Dompet kantong koin yang sudah jebol beserta uang logam Taiwan muntahannya

No comments:

Post a Comment