Saturday, March 4, 2017

Sisi Lucu Kemunculan Kilat Saya di MetroTV

Ada hal lucu soal tayangan acara Melawan Lupa di MetroTV tadi malam (28 Februari 2017). Adalah istri saya yang takut kalau-kalau saya tidak jadi ditayangkan dalam acara tersebut.

Pasalnya, saya sudah duluan bilang ke jagad fesbuk bahwa saya juga termasuk salah satu yang diwawancarai dalam acara tersebut. Istri saya tahu itu karena ia salah satu pembaca senyap saya di fesbuk. Tapi, saat menonton, dua kali jeda iklan saya kok tidak muncul-muncul.

"Bi, tadi ngapain pula memberitahu orang di fesbuk. Kalau nggak muncul, kan, malu, " ujarnya sambil nonton dan harap-harap cemas akan kemunculan pujaan hatinya.

Saya tertawa. Lucu juga istri saya. Dia bilang soal malu. Padahal ia tahu betul suaminya memang sulit malu. Dalam hal tertentu malah tak punya sama sekali.

Seperti biasa, saya membela diri, dong, "Lha, saya salah apa? Kakak yang bilang bahwa saya nongol di iklan acara tersebut tadi lepas Magrib. Maka kukabari saja teman-temanku semua. Kan, nggak salah."

Adalah kakak saya yang bilang bahwa saya muncul di tayangan iklan acara MetroTV. Saya ditelponnya, bilang bahwa saya muncul di tivi. Kakak saya juga mengeluh, kok, saya tidak pakai bedak. Muka saya berminyak sekali.

Duh, senyuman saya memudar demi mendengar muka berminyak saya dipersoalkan. Kan, tidak apa-apa berminyak. Masa, tinggal di kawasan kaya minyak, muka malah kering. Ya, tetap harus berminyak, dong. Ya, kan?

Saya hanya sebentar menonton acara itu, karena ibu dan ayah mertua saya ikut nimbrung. Maka saya naik ke atas, masuk kamar. Sekarang tinggalah istri saya yang menontonnya, tentu ia dengan harap-harap cemas, mewakili saya menonton acara itu. Mungkin saja ia juga berdoa supaya muncul, biar suaminya tak malu.

Beruntung istri saya itu, beberapa saat kemudian muncullah saya, sekalipun hanya sebentar. Saya tidak melihatnya karena sudah naik ke atas. Istri saya lega, bilang, "Sudah, yang penting sudah muncul saja. Kan minimal nggak jadi malu."

Saya hanya tertawa, senang juga melihat istri saya lega. Karena harus saya sadari, sekalipun saya tak punya malu, ternyata istri saya masih. Ia tidak mau suaminya dibuli di fesbuk karena sudah bilang diwawancarai, ternyata tidak muncul di tivi.

Terakhir, ada yang menarik dari istri saya setelah menonton acara itu. Istri saya memuji, bilang bahwa walaupun sebentar, saya sebenarnya mewakili kaum muda Keureutoe yang mengerti sejarah daerahnya. "Cuma kamu yang muda tadi di wawancara itu. Berarti kamu hebat, ya, Bi?"

Tak menjawab, saya hanya menatap wajah istri saya yang bersemu merah. Saya, jangan tanya lagi, dipuji istri, bulu kuduk saya langsung meremang, seperti bulu ekor kucing jantan yang lagi berantam.

Istri saya baru saja bersalin. "Bar-baran" kalau kata orang Jawa. Bekas param mustajab diwajahnya membuatnya begitu seksi. Jalannya pelan-pelan saat meninggalkan ruang keluarga di mana tivi berada, menuju tempat tidur bayi kami.

No comments:

Post a Comment