Tadi siang saya terlibat perbincangan bab waktu salat Subuh di rumah bersama keluarga. Saya yang mengerti Ilmu Falak tentu langsung menyambar, memberi keterangan bahwa Subuh sekarang memang sudah agak telat.
Untuk wilayah Blangjruen dan sekitarnya, waktu Subuh sekarang (22 Februari 2017) jatuh pada pukul 5.29 WIB. Saya, yang tak begitu taat beribadah, menyetel alarm jam pada pukul enam pagi. Golek sana geliat sini, sering pukul 6.30 WIB baru saya salat Subuh.
Yang membuat saya malu adalah, ternyata selama ini keluarga menganggap saya salat Subuh di luar waktu. Wah, wah, wah. Saya berontak, dong. Dengan sigap saya menjelaskan bahwa subuh itu berakhir saat matahari terbit, atau syuruk.
Dan, dalam beberapa hari ini, syuruk untuk wilayah Blangjruen dan sekitarnya baru terjadi pada pukul 6.45 WIB. Jadi, pukul setengah tujuh masih Subuh, kan? Iya, iya, saya akui, itu sudah agak di ujung waktu memang. Tapi yang penting, kan, masih dalam waktu Subuh. Itu penting, karena terkait dengan sah tidaknya salat saya.
Untuk diketahui, waktu Subuh baru masuk ketika fajar sadik sudah mulai muncul di ufuk timur, yaitu saat posisi matahari berada pada 18 derajat di bawah ufuk timur. Dalam ilmu astronomi, fajar sadik ini dikenal dengan "astronomical twilight".
Mulai dari munculnya fajar sadik, waktu Subuh terus berlangsung sampai matahari terbit atau syuruk. Tentu sekarang Anda tidak perlu repot memikir tentang kapan fajar sadik dan syuruk ini muncul. Tinggal lihat saja jadwal salat yang ada, baik di ponsel maupun di selebaran jadwal salat.
Dan jangan lupa, lihat waktu syuruk/terbit untuk mengetahui kapan waktu subuh berakhir. Itu penting untuk orang-orang yang malas bangun pagi seperti saya, namun tetap pengin salat Subuh di dalam waktu. Bukan di luar waktu.
No comments:
Post a Comment