Semua orang di sebuah warung di kampung saya mengangguk setuju, kecuali saya. Bukan saya tidak percaya, bukan. Tapi saya cuma butuh informasi lebih untuk mengambil kesimpulan. Karena terlalu dini bagi saya untuk mengambil keputusan hanya karena mendengar laporan dari orang yang cuma menilai performa Pertalite dengan perasaannya saja.
Soalnya, sepeda motor Jupiter MX saya yang dibesut Yamaha pada tahun 2007, ternyata aman-aman saja ketika ia minum Pertalite. Jangankan mogok, bedanya saja tak sedikit pun saya rasakan dengan dulu pada saat ia saya kasih Premium. Sama saja. Bedanya cuma di harga doang. Premium murah, sedang Pertalite sedikit lebih mahal. Itu saja.
Tapi parah, di kampung saya, gegara beredar kabar bahwa Pertalite bisa merusak mesin motor, banyak masyarakat kabur ke Pertamax yang lebih mahal, karena Premium yang sudah lama dipercaya pun langka di pasaran. Kalau pun ada, antreannya bisa omaigot panjangnya. Saya yang tidak takut sama Pertalite, langsung saja melenggang santai masuk SPBU, tanpa antrean. Biasanya saya langsung isi full, penuh.
Saya terus terang merasa kasihan sama orang kampung saya yang minim uang dan informasi akurat, sehingga mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli Pertamax yang mahal untuk hanya diminum oleh sepeda motor tuanya. Padahal Pertalite (kalau tidak ada Premium) saja sudah lebih dari cukup untuk menggerakkan sepeda motornya itu. Tidak perlu pakai Pertamax yang harganya selangit itu.
Hal ini karena, cocok tidaknya jenis BBM untuk kendaraan kesayangan kita itu tergantung pada nilai oktannya yang harus sesuai dengan rasio kompresi (RK) mesin. Nilai oktan BBM dalam bahasa Inggris salah satunya dikenal dengan Research Octane Number (RON). Makin tinggi nilai RON sebuah BBM, maka makin besar daya tahannya terhadap tekanan di dalam silinder mesin, sehingga ia tidak akan terbakar sendiri sebelum busi menyala.
Selama ini, informasi yang kita peroleh menyatakan bahwa RON untuk Premium, Pertalite, dan Pertamax masing-masing adalah 88, 90, dan 92. Kita pakai yang mana? Lihat dulu RK mesin sepeda motor dan mobil kita. Lihat di buku manualnya.
Contoh, Honda Kharisma, RK-nya sebesar 9 : 1, maka RON yang dibutuhkan minimal 88, sehingga Premium saja sudah cukup untuk RK segitu. Satu lagi, Honda Beat, RK-nya sebesar 9,2 : 1, maka RON yang dibutuhkan adalah 90, sehingga Honda Beat cocoknya menggunakan Pertalite. Jangan Premium yang hanya memiliki RON 88.
Untuk Mobil, saya telah membuka buku manual Avanza Veloz 2012. Di sub-bab bagian bahan bakar, di situ jelas tertulis bahwa BBM yang dibutuhkan harus dengan RON minimal 90, sehingga untuk Toyota Avanza maka Pertalite saja sudah cukup untuk menggerakkan mobil itu. Tidak perlu buang-buang duit untuk mengisi Pertamax.
Perkara ada yang bilang bahwa Pertalite itu bermasalah, besar dugaan saya itu hanyalah perasaan saja. Karena ada yang menakut-nakuti, wajar saja orang awam per-BBM-an menjadi takut sepeda motor kesayangannya rusak.
![]() |
Spesifikasi bahan bakar untuk mobil Toyota Avanza. |
No comments:
Post a Comment