Wednesday, April 18, 2018

Malaysia, Sering Kulewati Tapi Tak Pernah Mampir

Entah berapa kali sudah, selama studi doktor di Taiwan, kalau pulang kampung setiap enam bulan sekali, pasti saya transit di bandara KLIA2 Kuala Lumpur, sebuah bandara di mana maskapai kesayangan saya, AirAsia, bersarang. Tapi walaupun sering menghirup udara tanah Melayu itu, had saya tidak pernah lebih, hanya di bandara saja. Tak pernah keluar.

Bahkan, pernah sekali waktu ketika saya berangkat dari Medan menuju Taiwan, maskapai itu mengharuskan saya keluar dulu dari imigrasi bandara (check out) untuk kemudian masuk lagi mendaftar (check in) ke penerbangan Taiwan, tapi saya justru minta keringanan agar tidak usah check out, karena saya tidak membawa bagasi apapun yang perlu saya pungut.

Permohonan saya disetujui. Sehingga, secara hukum, saya tak pernah keluar masuk Malaysia sampai studi saya di Taiwan selesai pada bulan Juni 2017. Namun beberapa waktu yang lalu, ketika saya diberi tugas untuk mengunjungi University of Malaya untuk merintis kerja sama dalam hal penyelenggaraan seminar internasional, maka inilah peluang saya yang perdana untuk menghirup udara negeri jiran ini tanpa batas.

Saya berangkat ke Kuala Lumpur pada hari Rabu 14 Maret 2018; ke ibukota Malaysia yang orang-orang lebih suka menyebutnya dengan singkatan KL, yang dieja pakai dialek bahasa Inggris: “kei el” (huruf “e” diucapkan seperti dalam kata “sate”); ke kota yang selalu dipakai oleh para pengunjung dari kampung saya untuk mengimpor swafoto dengan latar menara kembar Petronas melalui akun media sosial mereka.
__________
16 Maret 2018

No comments:

Post a Comment