Sunday, September 30, 2018

Doha dari Atas Pesawat

Tuhan selalu punya cara bagaimana memperkaya setiap jengkal tanah ciptaannya. Bayangkan. Akal mana yang sanggup berpikir bahwa negeri tandus semacam jazirah Arab ini bisa bergelimang harta? Sulit. Pasir semua isinya

Saya melihat dari atas pesawat saat lepas landas menuju Texas. Qatar ini tandus, jazirah Arab ini tandus. Tumbuhan perlu dipaksa hidup agar betah di tanah ini. Padang pasir yang membakar. Panas. Debu.

Jika melihat sepintas dari atas, serasa sulit mendapati bangunan yang seolah ditelan abu-abunya gurun. Tapi, negara ini kaya. Kaya minyak. Uang dunia menumpuk ke atas punggungnya setiap detik. Tak bisa ditahan. Dunia butuh minyak. Mereka punya banyak.

Mungkin, orang pertama yang yakin bahwa jazirah Arab ini kaya adalah Nabi Ibrahim AS. Atas perintah Tuhan, dia harus menempatkan anak pertamanya, Ismail AS, dan Istri keduanya, Hajar di pulau tandus ini.

Ibrahim pasti yakin, tidak mungkin Tuhan menyuruhnya menempatkan Ismail, yang keturunannya akan bertugas memegang kuat panji-panji Tauhid sampai akhir zaman, kecuali ke sebuah tempat yang baik dan mampu memenuhi kebutuhan lahir dan batinnya.

Maka dari itu, Ibrahim yakin saja meletakkan Ismail dan Hajar dengan perbekalan seadanya di sebuah lembah tandus yang bernama Mekah. Rela saja. Hal senada seperti Musa AS dihanyutkan ke sungai Nil. Yakin saja. Perintah Sang Pencipta. Pasti Aman. Dan, benar saja, air zamzam mencuat di lembah kering itu. Untuk menghidupi istri dan anak Ibrahim.

Ismail dan Hajar adalah dua orang pertama yang tinggal menetap di lembah Mekah. Yang lain hanya mampir sebentar, kemudian pergi lagi. Hanya sebagai tempat istirahat.

Namun, begitu Zamzam muncul, maka kabilah Jurhum yang sering lewat di situ, minta izin pada Hajar untuk ikut tinggal di situ. Hajar merestui. Mereka menetap. Maka jadilah kota Mekah sebagaimana kita lihat sekarang.

Silakan saja jazirah Arab ini tandus, silakan. Tapi ini tidak menghambat Tuhan untuk memakmurkannya. Silakan saja daerah kita yang tongkat kayu dan batu jadi tanaman, silakan saja. Tapi hanya Tuhan pula yang akan memakmurkannya.

Mari berdoa...
Doha dari atas Pesawat
__________
Ditulis di atas udara Irak, 26 September 2018

No comments:

Post a Comment